Bersamaan dengan berakhirnya pelaksanaan ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer) hari pertama di sekolahku, Suara pak Dail Ma'ruf lewat voicenote di WAG membuka pelatihan GMLD hari ke 8.
Dengan tubuh letih setelah dari pukul 07.00 hingga 16.00 mengawas ANBK, kukumpulkan sisa-sisa tenaga dan semangat demi tak mau ketinggalan materi GMLD hari ini. Inklusivitas di Dunia Digital, judul yang mengusik rasa keingintahuanku.
Apa sih inklusivitas itu? Pak Muliadi sebagai narasumber memulai pemaparannya dengan asal kata inklusivitas, yaitu inklusi yang diambil dari kata "inclusion" yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Jadi inklusivitas merujuk pada sikap menerima atau mengajak kepada siapa saja tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial.
Sebagai sebuah sikap, inklusivitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap lingkungan yang dimaksud adalah masyarakat digital. Masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul secara online berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi.
Ada beberapa alasan mengapa masyarakat digital harus inklusif yaitu :
- Internet bukan lagi barang baru di Indonesia. Oleh sebab itu internet seharusnya bisa dinikmati oleh siapapun dengan mudah.
- Dunia digital cenderung mempertajam perbedaan dan memperluas keragaman, baik dari aspek fisik maupun pandangan sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial.
- Keunikan yang hadir sebagai sebuah keniscayaan, perlu mendapat perlakuan yang proporsional sesuai kondisi keunikannya sehinga mereka dapat menikmati layanan dan kebvtuhan sebagaimana layaknya anggota masyarakat digital lainnya.
- Hak untuk memperoleh akses layanan dan kebutuhan di dunia digital untuk berbagai keperluan seharusnya mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
Masyarakat digital harus dapat mampu bersimpati dan berempati kepada berbagai keunikan akibat keterbatasan fisik atau mental yang diwujudkan dengan menyediakan instrument atau aplikasi yang ramah kepada penyandang disabilitas agar setiap orrang dengan segala keterbatasannya dapat menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengembangkan diri.
Setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan layanan internet untuk memperccepat pemeataan pembangunan dan peeningkan sumber daya manusianya.Tiga hal penting dalam inklusivitas dunia digital : keunikan fisik dan kemampuan, perbedaan dan keragaman, dan keadilan akses digital. Jika kita yang normal bisa menikmati serunya era digital dengan smartphone, pun seharusnya yang dapat dirasakan oleh saudara kita yang disabilitas. Indahnya jika inklusivitas bisa dihadirkan di lingkungan masing-masing. Oleh karena itu kita harus menyediakan kemudahan kepada penyandang disabilitas. Menyediakan peerangkat yang ramah eerhadap disabiliitas, sudah ada produk gadget yang memiliki fitur pembaca wajah, termasuk smartphone dengaan fitur yang sesuai dengan penyandang tuna netra.
Materi yang luar biasa dari seorang pak Muliadi yang adalah guru matematika di SMK Negeri 1 Tolitoli, Sulawesi tengah. Semoga kita bisa menciptakan inklusivitas di lingkungan masing-masing demi tercapainya literasi digital di semua kalangan tak terkecuali untuk penyandang disabilitas.
Pertemuan ke : 8
Tanggal : 17 November 2021
Tema : Inklusivitas di Dunia Digital
Narasumber : Muliadi, S.Pd. M.Pd
Moderator : Dail Ma'ruf
Terima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan baik
BalasHapusTerima kasih Omjay
HapusLuar biasa bu anita
BalasHapusKren resumenya semangat
Terima kasih, pak 😊
BalasHapusKeren Bu resume nya, salam Literasi
BalasHapusterima kasih
Hapus