Jumat, 18 Oktober 2024

 


Profilku 

Aku seorang guru kelas 4 yang baru tiga bulan mengajar di SD Galajuara, yang beralamat di Jl. Kaliabang Tengah no.22 Bekasi Utara. Pengalamanku di sekolah sebelumnya selama 12 tahun, membawa banyak pelajaran yang dapat kubagikan di sekolah yang baru.

Aku lahir di sebuah kota pelabuhan di Sulawesi Utara, tepatnya kota Bitung pada 15 September 1978. Ayahku almarhum adalah seorang pelaut yang bertugas di kapal kargo sebuah perusahaan swasta. Karena tugasnya sebagai kapten kapal, membuatnya sering mengajak keluarganya ikut berlayar dari satu pulau ke pulau yang lain.

Karena itulah, masa kecilku dihabiskan dengan berpindah-pindah tempat. Aku kecil yang lahir di Bitung, kemudian sempat merasakan kebahagiaan masa TK di kota Sorong, Papua (dulu Irian Jaya). Memasuki Sekolah Dasar, aku menjalaninya di kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Beberapa pulau seperti pulau Ternate, Pulau Wetar, Kota Makasar, dan beberapa kota yang kulupa. Hingga akhirnya aku menetap di Jakarta mulai kelas dua SD.

Cita-citaku menjadi guru sempat tinggallah cita-cita. Hingga akhirnya tercapai setelah aku berkeluarga dan memiliki dua orang anak yang kala itu si Sulung Alvi Fernando duduk di kelas 5 Sd dan si bungsu Andre Ferdinand di kelas dua SD. Berkat dukungan suami (Kurnia) pula aku bisa mencapai cita-citaku yang tertunda.

Ya, cerita panjang menjadi seorang guru kutuangkan dalam beberapa tulisan. Berkat para Suhu di Kelas Belajar Menulis PGRI selain kisah perjalananku menjadi seorang guru yang kutuangkan dalam buku antologi, aku pun bisa membuat dua buku solo. Buku yang pertama berjudul : Pancarona Menulis, dan yang kedua berjudul Siswaku Semangatku.

Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bisa membuat buku bersama guru-guru hebat senusantara. Mungkin salah satu dari judul buku berikut, menjadi koleksi para pembaca : Kisah Pendaki Mimpi, Gebrakan Motivator Literasi Digital, Berinternet Sehat dan Bijak, Merajut Asa dalam Cinta, dan Untaian Cinta di Batas Cakrawala.

Pengalaman yang luar biasa, mengikuti Kelas Belajar Menulis PGRI. Dengan guru-gurunya yang hebat, salah satunya Bpk. Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc.,M.B.A.,M.Phil.,M.A., yang merupakan ketua Smart Learning and Character Center, Bpk. Wijaya Kusuma yang lebih dikenal dengan panggilan Om Jay, dan masih banyak lagi guru-guru hebat lainnya.

Dari beliau-beliaulah, aku mendapat banyak ilmu. Berbagi ilmu kepada anak-anak didikku, aku tuangkan dalam beberapa blog : https://rerdinando.wordpress.com/ , https://nitnoteunike.blogspot.com/. Kisah lainnya juga sering aku bagikan di media sosialku : https://www.facebook.com/anita.eunike.5, IG @nitnot_78, tiktok : eunike1509. Yang mau berbagi sambil menikmati alam, bisa menghubungiku di nomor 0878.8167.7969. Karena salah satu hobiku selain membaca dan menulis, yaitu menikmati alam dengan bepergian ke tempat-tempat wisata alam. 

ULANGAN MENYENANGKAN

“Jika kamu tidak mau mengambil risiko, kamu tidak bisa berkembang. Jika kamu tidak bisa berkembang, kamu tidak bisa menjadi yang terbaik. Jika kamu tidak bisa menjadi yang terbaik, kamu tidak bisa bahagia.” - Les Brown

Keluar dari zona nyaman, merupakan sebuah pengambilan keputusan yang cukup sulit. Namun berbekal motivasi dari sana sini, akhirnya berani untuk mengambil resiko. Demi sesuatu yang baru demi sebuah perkembangan.

Dua bulan mengajar di tempat yang baru, sebagai guru tentu ingin memberikan yang terbaik kepada siswanya. Berbekal pengetahuan yang didapat dari pelatihan-pelatihan yang kuikuti, aku ingin menerapkannya di kelasku yang baru ini. Ulangan yang menyenangkan.

Bagaimana membuat ulangan harian bukan lagi suatu yang menegangkan, tetapi menjadi menyenangkan. Menggunakan Quizizz adalah pilihan. Membuat sebuah perubahan tentu bukan perkara mudah. Bagaimana perubahan itu bisa diterima harus dipikirkan masak-masak. Belum lagi menjelaskannya ke siswa. Bismillah, jika tidak mencoba bagaimanalah bisa berkembang.

Awalnya memang sedikit ragu, karena biasanya Quizizz dimainkan siswa menggunakan telepon pintar. Untung saja selalu ada inovasi. Quizizz mode kertas bisa dicoba. Persiapan pun dilakukan jauh hari sebelum pelaksanaan ulangan harian. Materi ulangan sudah diberikan kepada siswa terlebih dulu. Soal sudah dibuat, tinggal membuatnya dalam bentuk kuis. Dengan teknologi AI (Artificial Intelligence), pembuatan soal dari isian menjadi pilihan ganda pun jadi lebih mudah.

Sesuai petunjuk, soal telah selesai dibuat, kertas berisi scan barcode (kode batang) pun sudah dicetak. Tak lupa perlengkapan inti seperti ponsel, laptop, infokus, dan speaker. Sebelum mulai, aku pun menjelaskan cara bermain. Siswa dibagikan kertas berisi kode batang sesuai nama masing-masing. Soal akan ditayangkan ke papan tulis menggunakan infokus. Siswa tinggal memutar kertas sesuai pilihan jawaban yang diinginkan. 

Bekal wajib

Menjelaskan cara bermain

Materi ulangan yang sudah diberikan sebelumnya dalam bentuk catatan, aku berikan kembali dalam bentuk tayangan video. Usai tayangan materi dilanjutkan dengan soal ulangan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dipahaminya. Ulangan dimulai, soal pertama ditayangkan. Siswa mulai bermain dengan kertas masing-masing. Aku sudah siap dengan ponsel pintar di tangan untuk segera menscan jawaban tiap siswa. Satu persatu soal diselesaikan siswa dengan ekspresi yang menyenangkan. Tidak seperti ulangan pada umumnya dengan suasana menegangkan.

Tayangan Materi

Scan Barcode

Tak terasa ulangan pun dapat diselesaikan semua siswa dengan baik. Usai mengerjakan ulangan, hasilnya bisa langsung terlihat. Kertas yang tadi dipegang siswa kemudian dikumpulkan, untuk selanjutnya diberikan nilai sesuai yang dikerjakan tadi. Alhamdulillah, dibandingkan dengan ulangan tertulis, hasil yang didapat lebih banyak siswa yang nilainya di atas KKM. 

Mencoba sesuatu yang baru tidak lagi menakutkan. Semua siswa senang ulangan dengan cara yang sangat baru ini. Sampai-sampai ada siswa yang minta supaya ulangan berikutnya dengan model yang sama. Meski bagi siswa menyenangkan, tidak bagi orang tua yang masih mengagungkan nilai. Padahal, dengan cara baru, siswa mendapat ilmu baru, wawasan baru, serta pengalaman yang baru. Tak apalah, resiko mencoba sesuatu yang baru.

Hanya beberapa saja yang tidak suka dengan perubahan. Tak usah risau, selama siswa menyukai perubahan tersebut dan berdampak baik, yuk cari lagi kegiatan menyenangkan lainnya. Salam inovasi.

Senangnya ...

semangat ...!