Rabu, 08 Desember 2021

Berbagi Praktik Baik Literasi Digital


"Teknologi hanyalah alat. Namun, untuk menjadikan anak-anak bisa saling bekerjasama dan termotivasi, guru adalah yang paling penting." - Bill Gates -

Seperti biasa, hari Senin, Rabu, dan Jum'at adalah hari yang selalu kunanti. Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital yang senantiasa memberikan ilmu-ilmu baru bersama nara sumber yang luar biasa! 

Sejak pukul satu, jari jemariku sudah asik menari di atas keyboard laptop. Memasukkan angka demi angka dari buku nilai ke dalam aplikasi rapot. Hari-hari yang merepotkan menjelang akhir semester. Sudah beberapa tahun terakhir dunia digital merubah pembuatan rapot. Dulu membuat rapot masih manual, hitung nilai masih menggunakan kalkulator, memasukkan nilai ke rapot pun tinggal tulis tangan, gak pake ribet.

Sebagai seorang guru, tentu kita tak boleh menolak pembaruan. Meski usia tak lagi muda, semangat harus tetap muda. Awal-awal memang penuh keribetan dan kesulitan sudah pasti, namun seiring berjalannya waktu semua dapat dengan mudah diatasi. Anak didik saja sudah semakin akrab dengan dunia digital, masa' gurunya tidak. 

Dunia digital memang selalu menarik buatku. Seperti sore ini, nara sumber yang membagikan ilmunya adalah ibu Maria Magdalena Sumakul seorang guru komputer dan penulis buku informatika. Wow ...! Entah mengapa aku begitu kagum dengan seorang wanita yang berkecimpung di dunia komputer. Apalagi menulis buku tentang coding. 

Coding, sebuah kata yang dari dulu membuatku penasaran ingin mempelajarinya dan mengajarkan kepada anak didikku. Dua buku tentang coding sudah kubeli, apa daya masalah keterbatasan fasilitas membuatku menunda keinginan belajar. Di sekolah tempatku mengajar tak tersedia komputer, untuk meminta anak didik membawa laptop dari rumah pun hanya beberapa orang saja yang bersedia. Ya, begitulah. Semoga ada jalan keluar demi mencerdaskan anak bangsa.

Literasi digital sudah sering dibahas dalam beberapa pertemuan lalu. Untuk mengingatkan kembali, bu Maria tak lupa membagikan materinya dalam bentuk PPT. Literasi Digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya. 

Manfaat literasi digital :
  • menambah wawasan individu, kegiatan mencari dan memahami informasi
  • meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam berpikir, serta memahami informasi
  • menambah penguasaan "kosa kata" individu, dari berbagai informasi yang dibaca
  • meningkatkan kemampuan verbal individu
  • meningkatkan daya fokus serta konsentrasi individu
  • menambah kemampuan individu dalam membaca, merangkai kalimat, serta menulis informasi
Literasi digital mampu mengembangkan dunia pendidikan. Literasi digital yang semakin baik akan membuka akses terhadap informasi yang lebih luas. Dengan cara ini, kualitas sektor  pendidikan dapat ditingkatkan.

Masih dalam PPTnya bu Maria menjelaskan alasan literasi digital harus diajarkan dalam dunia pendidikan. Hal ini karena dekatnya anak-anak dengan media sosial yang rentan terhadap pengaruh negatif. Dengan pemahaman literasi digital juga bisa mencegah terjadinya cyber bullying atau phising atau penipuan berkedok iming-iming di dunia digital.

Literasi digital dapat dilakukan di rumah maupun di sekolah. 
Contoh literasi digital di sekolah :
  • komunikasi dengan guru atau teman menggunakan media sosial
  • mengirim tugas sekolah lewat email
  • pembelajaran dengan cara online, yakni lewat aplikasi atau web
  • mencari bahan ajar dari sumber terpercaya di internet  
Contoh literasi di rumah :
  • melakukan penelusuran dengan menggunakan browser
  • mendengarkan layanan musik dari layanan streaming resmi
  • melihat tutorial memasak dari internet
  • menggunakan laptop yang tersambung ke internet untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan
Rasanya contoh tersebut di atas sudah tak asing lagi bagi kita, karena adanya pandemi yang membuat kita mau tak mau akrab dengan media sosial dan berbagai aplikasi penunjang belajar online ataupun bekerja dari rumah lainnya.

Tujuan pembelajaran literasi digital di sekolah :
  • Meningkatkan kapasitas guru untuk menyajikan pembelajaran yang menarik bagi siswa melalui pemanfaatan media digital
  • mengintegrasikan kompetensi dasar dalam pembelajaran untuk meningkatkan kecakapan digital
  • Menumbuhkan karakter baik melalui pemanfaatan media digital dengan mengutamakan etika dan norma sosial
Nah begitu banyak tujuan dan manfaat dengan adanya literasi digital, jangan sampai kalah dengan anak didik dalam memanfaatkan media digital. Semoga dengan terus belajar mengenai literasi digital, bukan saja ilmu bermanfaat bagi diri  sendiri yang  kita dapat, tetapi kita juga dapat berbagi praktik baik.  Tetap dengan membentengi anak-anak dengan ilmu agama agar mereka dapat memanfaatkan media sosial dengan bijak.




Pertemuan ke : 17

Tanggal : 8 Desember 2021
Tema : Berbagi Praktik Baik literasi Digital
Narasumber : Maria Sumakul
Moderator : Ms. Phia
GMLD : 6
 

Senin, 06 Desember 2021

Bijak dalam Bermedia Sosial




"Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri" (Al-Isra : 7)  Sumber : https://www.islampos.com/bijak-bersosial-media-40408/

Sedianya hari ini pelatihan Guru Motivator Literasi Digital akan bersama narasumber yaitu Mr. Bams. Namun karena sesuatu dan lain hal beliau tidak dapat hadir dan digantikan oleh bapak Dail Ma'ruf yang membawakan tema Bijak dalam Bermedia Sosial. Dengan dipandu moderator bapak Muliadi, pelatihan kali ini pun dimulai dengan tak lupa berdoa.

Media sosial merupakan media yang diunakan masyarakat untuk mengkomunikasikan kepada pihak lain baik perseorangan atau publik. Sekarang ini berbagai media sosial sudah tak asing lagi bagi kita. Facebook, instragram, twitter, telegram, whats app, adalah beberapa contoh media sosial yang sering kita gunakan. Whats app adalah media sosial teratas yang paling banyak digunakan.


Manfaat media sosial yaitu untuk menjalin silaturahmi, menambah relasi, bisnis, dan sebagai wadah untuk menunjukkan karya mereka. Media sosial itu bagaikan pisau yang bisa digunakan untuk hal baik atau juga untuk kejahatan, tergantung penggunanya. Begitupun dengan media sosial, jika dimanfaatkan untuk hal positif maka beribu kebaikan kita raih. Dampak buruk media sosial pasti ada namun itu bisa diminimalisir. 

Bagaimana kita bisa bijak dalam bermedia sosial? Sebelumnya nara sumber memberikan dua arti dari kata bijak itu sendiri, yaitu :

  1. Selalu menggunakan akal budinya; pandai; mahir. 
  2. Pandai bercakap-cakap; petah lidah
Beliau menambahkan arti bijak dari sang ayah yang juga sekaligus menjadi guru agama beliau, yaitu bijak sama dengan adil. Maknanya menempatkan sesuatu pada tempatnya. Orang bijak artinya orang yang pandai menempatkan sesuatu sesuai dengan peruntukannya. 

Nah, jika kita ingin disebut bijak dalam bermedia sosial maka tempatkan media sosial itu sesuai fungsinya. Bijak dalam bermedia sosial akan menimbulkan semangat dan manfaat. Menjadi orang yang bijak adalah pilihan, sedangkan tua adalah kepastian. Orang yang lebih tua bisa jadi kurang bijak dan yang lebih muda malah lebih bijak.

Berikut dapat kita lakukan untuk menjadi bijak, yaitu dengan memposisikan diri sebagai pengguna media sosial yang cerdas. Misalnya ada yang posting berita kecelakaan dengan disertai foto-foto korban yang mengenaskan, hingga siapa saja yang melihatnya bisa kehilangan selera makan, segera hapus postingan tersebut dan minta kepada orang yang memposting untuk segera menghapus dan tidak menyebarkan lagi. Gunakan foto-foto sewajarnya.

Contoh yang lagi ramai yaitu chat dari orang-orang tak dikenal yang diawali dengan perkenalan atau hal-hal baik kemudian berujung penipuan. Kita harus waspada dengan orang-orang yang demikian. Jika mendapati chat yang sudah mengarah ke hal-hal yang tidak baik, segera akhiri dan blokir. Jangan sampai kita ikut menjadi korban.

Materi yang sangat bermanfaat, mengingatkan kita agar menggunakan media sosial dengan hal-hal yang bermanfaat. Tak salah bila banyak kata pepatah yang dulu menyebutkan bahwa mulutmu harimaumu, kini di era digital berubah menjadi jarimu harimaumu atau postinganmu harimaumu. Jadi sebelum posting sesuatu atau berkomentar di media sosial adalah bijak untuk memikirkannya lagi apakah bermanfaat atau tidak, agar jangan kita dibuat susah oleh karena postingan kita sendiri.



Pertemuan ke : 16

Tanggal : 6 Desember 2021
Tema : Bijak dalam Bermedia Sosial
Narasumber : Dail Ma'ruf
Moderator : Muliadi
GMLD : 6




Jumat, 03 Desember 2021

Literasi Digitalisasi Menciptakan Kemampuan dan Kesempatan


Jangan beri kesempatan pada diri sendiri untuk menunda-nunda sesuatu yang harus dilakukan. Pastikan untuk segera bertindak seperti yang telah anda putuskan! Action is power! -  Andrie Wongso -

Menerima tugas mengajar TIK di kelas 5 awalnya merupakan beban bagiku. Namun seiring berjalannya waktu, aku bersyukur mendapat tugas ini. Aku berkesempatan untuk mengembangkan diri, menuntut ilmu, terlebih di era digitalisasi sekarang ini. Kesempatan mempelajari lebih jauh tentang literasi digital terbuka luas di depan mata.

Setelah mengikuti pembelajaran berbasis TIK (Pembatik) secara daring dari level satu dan terhenti di level ketiga karena gagal dalam membuat video pembelajaran interaktif. Kesempatan berikutnya datang, Guru Motivator Literasi Digital, semakin membuatku tertarik untuk memperdalam ilmu. Banyak narasumber hebat yang membagikan ilmunya tentang literasi digital.

Seperti pada pertemuan ke-15 hari ini, bapak Raimundus Brian Prasetyawan berbagi tentang bagaimana literasi digitalisasi menciptakan kemampuan dan kesempatan. Diawali dengan membagikan apa saja media digital itu. Media digital berupa program komputer, game, aplikasi handphone, gambar digital, video, media sosial, website, audio, dan e-book.

Literasi digital itu sendiri, beliau mengutipnya dari buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemik (2021) karya Devri Suhardi, merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.

Kecakapan pengguna dalam literasi digital mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevalusi, menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat, serta tepat sesuai kegunaannya. 

Dari berbagai media digital yang kita kenal sekarang ini, dapat menciptakan kemampuan dan kesempatan berupa memperoleh wawasan dan informasi baru. Sudah barang tentu informasi yang begitu luas dapat dengan mudahnya diperoleh.

Dengan literasi digital, kita juga mendapat kesempatan mengembangkan diri, meningkatkan skill melalui pelatihan-pelatihan yang banyak ditawarkan mulai dari yang tak berbayar hingga yang berbayar. 

Selain itu, tambahan penghasilan bisa kita dapatkan. Misalnya dengan berjualan online. Sebagai seorang penulis, dapat menghasilkan karya berupa buku untuk kemudian dijual tentu bukan hanya jadi kebanggaan bila buku tersebut dibeli banyak orang, namun terlebih lagi mendapatkan penghasilan tambahan.

Menjalin relasi pun adalah salah satu yang dapat diciptakan melalui literasi digital. Misalnya dengan ikut whatsapp grup GMLD ini, bisa mendapat banyak kenalan baru dari berbagai daerah. Dari sanalah kita dapat menjalin relasi. 

Pengalaman narasumber yang luar biasa, bisa dijadikan pelajaran. Literasi digitalisasi membawa beliau membuat beberapa blog yang bermanfaat, menulis buku baik buku antologi maupun buku solo yang kemudian berhasil dijual sehingga dapat menambah penghasilan. 

Melalui pelatihan belajar menulis PGRI, beliau yang awalnya hanya menjadi peserta lalu berkesempatan menjadi narasumber di berbagai pelatihan hingga menjadi pengurus. Kesempatan yang tak dilewatkan begitu saja. Luar biasa!

Tak sampai di situ, ilmu yang beliau dapatkan tak hanya dinikmati sendiri. Beliau membagikan ilmunya dengan membuat komunitas guru bloger, mengadakan pelatihan membuat blog. Bukan hanya sampai jadi penulis, dunia penerbitan pun beliau geluti.

Melihat kemampuan dan kesempatan yang tercipta dari adanya literasi digitalisasi, rasanya sayang untuk tidak mengambil setiap kesempatan yang datang. Seperti kutipan kata bijak di awal tulisanku ini agar kita tidak memberi kesempatan kepada diri kita untuk menunda-nunda. 

Pelatihan melalui zoom hari ini diwarnai dengan tanya jawab, sharing dari sesama peserta begitu seru, tak terasa hingga harus berakhir bersamaan dikumandangkannya azan maghrib. Bunda Helwiyah sebagai moderator pun harus mengakhiri dengan penuh ucapan syukur karena acara berjalan dengan lancar. Terima kasih pak Brian untuk ilmunya yang luar biasa.


 

Pertemuan ke : 15

Tanggal : 3 Desember 2021
Tema : Literasi Digitalisasi Menciptakan Kemampuan dan Kesempatan
Narasumber : Raimundus Brian Prasetyawan
Moderator : Helwiyah
GMLD : 6

Senin, 29 November 2021

Berbincang dengan Hoaks, Media Sosial dan Dunia Digital


"Posting yang penting, bukan yang penting posting. Mulutmu harimaumu, kini jarimu harimaumu."

Kata hoaks, sudah tak asing lagi akhir-akhir ini. Baik itu lewat WAG ataupun media sosial lainnya. Narasumber pada pertemuan ke-13, ibu Aam Nurhasanah seorang guru dan kepala sekolah di Lebak Banten, lewat mentimeter.com ingin mecari tahu apa yang peserta ketahui tentang hoaks. https://www.menti.com/bpgc8gqab1 

Sebanyak 21 peserta sudah menjawab voting yang dikirimkan bu Aam. Jawaban terbanyak menulis bahwa hoaks adalah berita bohong. Berita yang sesungguhnya harus diverifikasi kebenarannya. Jangan mudah percaya dan langsung membagikan jika infonya belum valid!

Seiring berkembangnya zaman, medsos dan dunia digital adalah makanan empuk untuk menyebarkan hoaks. Salah satu contoh hoaks yang sering diterima lewat whatsapp, yaitu mengenai kuota atau pulsa gratis yang menggunakan sebuah instansi beserta linknya agar orang percaya.

Jika kita tak waspada dan langsung tergiur, lalu mengklik link tersebut nanti kita akan diminta untuk meneruskan ke orang-orang. Akibatnya akun kita bisa disalahgunakan oleh orang-orang tak bertanggung jawab yang membuat hoaks tersebut. Agar kita tidak terjerat perangkat hoaks di media sosial, gunakanlah media sosial dengan hal-hal positif dan bermanfaat.

Daripada membagikan hoaks, lebih baik membagi ilmu yang bermanfaat. Contohnya bu Aam yang membagikan ilmunya tentang panduan belajar merajut di channel youtube miliknya.  https://youtu.be/M5C1DTUpy9o 
Wah, keren sekali bu Aam! Di tengah kesibukannya masih menyempatkan untuk merajut. Selain bisa menghasilkan produk, menghasilkan uang pula, dan yang lebih penting menjadi ladang pahala dengan membagikan ilmunya kepada orang banyak lewat media sosial.

langkah apa yang harus kita hadapi ketika ada yang menyebarkan hoaks adalah jika hoaks tersebut dibagikan di sebuah grup, maka kita harus melaporkannya ke admin agar memberikan peringatan kepada orang tersebut bahkan jika sudah keterlaluan agar dikeluarkan saja dari grup.

Supaya kita terhindar dan tidak menjadi korban hoaks, hendaknya kita bijak lagi dalam menyaring informasi yang kita terima. Kita juga harus mengamankan akun kita dengan verifikasi dua langkah yang ada di pengaturan akun. 

Lebih cakap dan cerdas di era digital dan bagikan ilmu yang memotivasi, menebar energi  positif, dan menginspirasi.  Pesan Bu Aam sebagai closing statement. Semoga kita semua dijauhkan dari menyebarkan berita hoaks,  terlebih dihindarkan dari sebagai pembuat hoaks itu sendiri.


Pertemuan ke : 13

Tanggal : 29 November 2021
Tema : Berbincang dengan Hoaks, Media Sosial dan Dunia Digital
Narasumber : Aam Nurhasanah
Moderator : Dail Ma'ruf
GMLD : 6
 

Jumat, 26 November 2021

Mengekspresikan Diri yang Baik di Media Sosial


 "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain" 

Hujan di luar masih belum berhenti, namun seiring datangnya waktu maghrib pertemuan ke-12 Guru Motivator Literasi Digital sudah harus berakhir. Keseruan membahas orang-orang yang tak bertanggung jawab dalam memanfaatkan media sosial. Padahal kita sering mendengar kalimat "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain", mungkin orang-orang itu tak pernah mendengarnya. Kasihan sekali mereka.

Narasumber kali ini adalah ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd yang akrab disapa bu Kanjeng. Tak banyak teori yang beliau tuturkan lewat zoom meeting. Meski begitu beliau tetap membagikan materinya. Lebih kepada saling berbagi pengalaman dalam sesi tanya jawab membuat pelatihan menjadi seru. 

Ternyata orang-orang yang memanfaatkan media sosial dengan tidak baik itu banyak, bahkan di grup yang berisi orang-orang yang berniat belajar. Sungguh membuat geleng-geleng kepala. Bersyukur aku tidak mengalami apa yang telah dialami beberapa peserta, dan dari sanalah aku dapat mengambil pelajaran. Tak semua orang baik di media sosial. Jangan mudah pula percaya dengan kata-kata manis orang tak dikenal.

Sekarang ini media sosial memang sudah bukan hal yang baru lagi, sudah merupakan kebutuhan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi. Hanya dalam satu genggaman, seluruh manusia di muka bumi bisa dengan mudahnya bertukar informasi, mengakses gambar atau video, hingga pengetahuan baru tanpa celah.

Saking mudahnya, kita jadi sering lupa diri dan malah menghabiskan waktu dengan scrolling medsos. Penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan hal-hal fatal lainnya pun makin marak akibat penyalah gunaan medsos.

Lebih lanjut bu Kanjeng memberikan beberapa cara menggunakan medsos secara bijak dan bertanggung jawab :
1. Jangan asal posting konten
Sadari betul bahwa akun medsos kita bisa dilihat secara publik, termasuk semua postingan di dalamnya. Oleh karena itu kita harus lebih bijak dalam memilih konten-konten sebelum diunggah di media sosial. Meskipun platform media sosial saat ini punya fitur privasi yang bisa diatur, namun tak ada salahnya menggunakan media sosial dengan lebih baik dan bermanfaat sehingga tidak menyinggung pihak lain.

2. Tak perlu detail mencantumkan informasi
Era digital semakin canggih, pun demikian dengan kejahatan siber. Kita tak pernah tahu ancaman-ancaman yang sedang mengintai. Oleh karenanya jangan mencantumkan informasi pribadi secara detail.

3. Jaga etika
Kebebasan dalam bermedia sosial bukan berarti kita bebas pula dalam beretika. Kita harus bisa menjaga etika, sopan santun, dan selalu bersikap respek kepada teman atau orang-orang yang terkoneksi di akun media sosial kita. Hindari berkata-kata kasar atau yang mengandung unsur SARA. Hormatilah orang lain sebagaimana kita ingin dihormati.

4. Selalu waspada dan jangan mudah percaya.
Waspadai pengguna-pengguna tak dikenal yang tiba-tiba mengirim pesan tanpa maksud dan tujuan yang jelas untuk mencegah terjadinya penipuan atau hal-hal yang tak diinginkan.

5. Filter akun-akun yang diikuti.
Ikutilah akun-akun yang bermanfaat, menghibur, atau kredibel yang bisa menambah wawasan. Jauhi akun-akun yang sekiranya toxic dan tidak memiliki kegunaan apapun. Kebanyakan apa yang ditampilkan di media sosial lebih indah dari kenyataan. Jadi jangan mudah silau, agar kesehatan mental kita tetap terjaga, bersyukur dengan apa yang kita miliki lebih utama.

Bukan tidak mungkin akibat seringnya bersosial media, kesehatan mental kita terganggu. Terlebih dengan adanya konten-konten negatif yang tak dapat selalu kita hindari. Tips aman bermedia sosial agar kita terhindar dari stress dari bu Kanjeng berikut dapat kita jadikan pegangan : 
  • Pilih-pilih konten yang mau dibaca. Seringnya mengakses konten-konten negatif dapat menyebabkan seseorang menjadi stress dan tanpa sadar memunculkan respon kecemasan dan ketakutan tak beralasan yang terlalu berlebihan.
  • Follow hanya teman terdekat dan terpercaya. Guna membatasi atau mencegah penyebaran isu-isu hoax dan konten-konten kebencian sampai pada kita.
Semoga dengan adanya materi dari bu Kanjeng ini, kita lebih bijak lagi bersosial media. Agar jangan kita maupun keluarga kita menjadi korban dari orang-orang yang tak bertanggung jawab dalam memanfaatkan media sosial. Yang utama kita harus selalu membentengi diri kita dengan selalu bertakwa pada Tuhan, memperkuat iman kita. Yuk, kita jadikan hidup kita lebih bermanfaat bagi orang lain.



Pertemuan ke : 12

Tanggal : 26 November 2021
Tema : Mengekspresikan Diri yang Baik di Media Sosial
Narasumber : Dra. Si Sugiastuti, M.Pd
Moderator : Dail Ma'ruf
GMLD : 6

Rabu, 24 November 2021

Keterampilan Digital untuk Masa Depan yang Cerah


“Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani”  - Ki Hajar Dewantoro - 

Sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantoro mempunyai semboyan yang artinya di depan memberi teladan, Di tengah membangun kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian.

Semboyan itu harus terus kita pegang sebagai pengajar dan pendidik, agar kita terus menjadi teladan, terus mau belajar dan terus memotivasi peserta didik kita. Menjadi motivator guru literasi digital (GMLD) kita harus bertransformasi menjadi guru abad 21,  yaitu menjadi guru yang multitasking. Guru yang mempunyai keterampilan digital, melek teknologi, dan harus bermigrasi agar bisa akrab dan menggunakan teknologi untuk aktivitasnya.

Bersama bapak Deni Darmawan sebagai narasumber pertemuan ke-11, akan membahas lebih lanjut tentang keterampilan literasi digital. Literasi digital adalah pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan teknologi digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam proses menemukan, mengevaluasi, menggunakan, dan membuat informasi, serta memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum.

Keterampilan digital itu sendiri, meliputi :
1. Creativity and inovation. 
Kreatif dan inovasi harus kita miliki. Orang yang kreatif selalu thinking out of the box. Ia terus menggali ide, mencari ide, dan membuat ide itu agar menjadi nothing to something. Ide mampu diwujudkan dalam sebuah produk yang bermanfaat untuk orang banyak. Jika sudah mampu pada tahap ini maka sudah mampu melakukan gebrakan inovasi.

2. Critical thinking. 
Berpikir kritis, cara berpikir dalam memanfaatkan teknologi digital dan kemampuan menerima informasi sehingga kita tidak mudah termakan berita hoaks. Ketika hoaks membanjiri jagad media sosial maka kita harus berpikir kritis, mencari tahu kebenaran berita tersebut.

3. Collaboration.
Kolaborasi, keterampilan dalam bekerja sama dengan tim atau kelompok. Lakukan berbagai proyek sehingga anggota mampu mendobrak kreasi dan berprestasi. Kemampuan ini juga mengharuskan sama-sama membuat konten kreatif sehingga hasilnya tidak hanya sebagai tontonan tapi juga sebagai tuntunan, tidak hanya sekedar hiburan tapi juga inspirasi dan edukasi. Contoh hasil kolaborasi mahasiswa dalam membumikan nilai-nilai Pancasila : https://www.youtube.com/watch?v=oZntTNRbEuw 

4. Comunication. 
Komunikasi, keterampilan menyampaikan sebuah ide dan karya dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi melalui platform digital seperti youtube dan lain sebagainya. Lewat platform digital seseorang tidak hanya menuai pujian tapi juga cuan atau menghasilkan uang. 

Dengan adanya pelatihan Guru Motivator Literasi Digital ini, diharapkan guru-guru bisa meningkatkan performanya sehingga tidak ada lagi guru yang dapat gaji pas-pasan. Dengan memanfaatkan platform digital, guru bisa mendapat poin, koin, pujian, dan cuan. Guru punya segudang ilmu, jadi buatlah konten kreatif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Setiap manusia punya potensi. Sejauh mana ia mau mengembangkannya, tergantung niat dan usahanya. Nikmati prosesnya dan berdoa kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Demikian closing statement yang diberikan pak Deni. 


Pertemuan ke : 11

Tanggal : 24 November 2021
Tema : Keterampilan Digital untuk Masa Depan yang Cerah
Narasumber : Deni Darmawan
Moderator : Helwiyah
GMLD : 6


Senin, 22 November 2021

Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital


 "Belajar memang melelahkan, namun akan lebih melelahkan lagi jika saat ini kamu tidak belajar"

Kalimat sakti yang kupakai pagi ini sebelum membuka kelas. Ya, banyak orang yang sudah tak lagi muda namun masih bersemangat menimba ilmu, masa' iya anak-anak sudah mengeluh lelah belajar. Aku memberi contoh diriku sendiri. Meski sedikit merepotkan karena selain bertugas mengajar, tetap tak lepas dari pekerjaan ibu rumah tangga yang tak ada habisnya, aku masih semangat menimba ilmu dari mana saja.

Aku sendiri belajar dari narasumber kali ini ibu Rosminiyati yang membuka pelatihan dengan berkisah sejarah bagaimana beliau yang semula hanya ingin belajar, namun yang didapat lebih dari itu. Beliau dimasukkan tim/ panitia dan menjadi narasumber. Tentu bukan suatu kebetulan, namun penuh perjuangan. 

Ibu Rosminiyati berusia 51 tahun, seorang guru SMK Negeri 2 Pangkalpinang, provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan jebolan kelas menulis PGRI gelombang 19, yang telah menghasilkan buku berjudul "Jendela Literasi". Sebuah pengalaman yang dapat dijadikan contoh. Usia bukan penghalang untuk terus belajar dan berprestasi.
Bagaimana menjadi anak muda yang berani bikin perubahan di dunia digital, bu Ros memberikan 2 pedoman, yaitu :
1. Berani, berdasarkan KBBI V online kata berani berarti mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya, tidak takut (gentar, kecut).
2. Perubahan, adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran (KBBI V online). Tentu saja perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital?
1. Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput terjadi di bidang pendidikan. Mau tak mau, suka tidak suka, sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan tersebut. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat pendidikan/ pekerjaan. Belum lagi pembuatan rapot yang sekarang mengharuskan guru menggunakan komputer. Tidak seperti dulu, rapot dibuat masih menggunakan tulisan tangan. Yang terbaru e-rapot, pastinya tak lepas dari digital.

Tak hanya itu, derasnya laju informasi di bidang ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi menuntut guru untuk melakukan perubahan. Jika tidak, ada kemungkinan kita akan ditinggalkan oleh murid-murid kita.

2. Menyalurkan hobi. Pada materi sebelumnya sudah dibahas oleh narasumber lain. Tak usah jauh-jauh, orang yang punya hobi menulis bisa menyalurkan hobi tersebut dengan menulis di blog atau di platform digital lainnya. Hobi memasak, bisa membagikan kegiatan mencoba resep baru di channel youtube. Masih banyak hobi-hobi lain yang dapat disalurkan di dunia digital.

3. Tambahan penghasilan. Dengan menjadi youtuber, berjualan online, atau menulis artikel, banyak yang bisa dilakukan di dunia digital demi menghasilkan uang.

4. Berbagi. Sudah pasti dengan mengeshare tulisan kita, atau tutorial, apapun tentang sesuatu yang bermanfaat, kita bisa berbagi bukan hanya materi tetapi immateri.

Lebih lanjut narasumber membagikan hal-hal yang mempengaruhi perubahan di dunia digital :
  1. Tekad/ semangat. Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di manapun, dan dengan siapapun.
  2. Lingkungan. Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan di dunia digital. Apabila kia berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di tempat.
  3. Sarana/ prasarana. Dunia digital terkait erat dengan sarana/prasarana. Jika fasilitas tidak mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan  perubahan di dunia digital.
  4. Kesempatan. Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.
  5. Dukungan. Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bukanlah hal sederhana bagi orang-orang tertentu.
Untuk sebuah perubahan, hendaklah dimulai dari diri kita sendiri. Kita tak hanya mengharapkan perubahan pada anak didik tanpa memberikan contoh dengan memulai dari diri kita terlebih dulu. Perubahan itu pun masing-masing berbeda disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya.

Tidak perlu merasa minder atau takut hanya karena melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat. Mereka juga melakukan perubahan bermula dari bukan siapa-siapa. Mulai saja dulu dan nikmati prosesnya dengan sabar, karena tidak ada yang instan. Jangan mengukur capaian kita dengan keberhasilan orang lain. Cukuplah kesuksesan orang lain menjadi motivasi, pemantik semangat di saat lemah.

Hal-hal yang bisa dilakukan dalam gerakan perubahan :
  • Mengubah mindset (pola pikir), antara lain meski usia sudah lanjut, tetaplah merasa muda, merasa jadul ubahlah dengan menjadi guru gaul. Tidak sempat jangan dijadikan alasan. Setiap orang memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam, tinggal bagaimana mengatur waktu yang ada dengan sebaik mungkin
  • Meluruskan niat. Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat, khususnya anak-anak didik kita. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat kita melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan kita.
  • Berani keluar dari zona nyaman. Hal ini tidak mudah dilakukan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan perubahan diri. Cara yang paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari keterpaksaan, kemudian berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi kebutuhan. Jika sudah sampai kebutuhan, jika kita tak melakukannya, maka kita akan merasa kurang.
  • Bergabung dalam komunitas. Hal ini penting. Berada dalam komunitas menjadikan kita semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak sekali hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar.
  • Bangun kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasanm kolaborasi penting dilakukan. Dengan adanya kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat gandam dan kekurangan bisa ditutupi. Akhirnya terciptalah karya yang luar biasa.
Contoh hasil kolaborasi narasumber : https://www.youtube.com/watch?v=6am-ohG0cbs 
  • Mulai. Gerakan apapun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi.
Terkait tema, kita tidak perlu mengajari mereka cara amenggunakan platform digital, sebab mereka jauh lebih pintar dan terampil. Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat. 

Bagaimana caranya : dengan berkolaborasi di antara sesama guru, melakukan sosialisasi tentang literasi digital, memfasilitasi anak didik melakukan hal-hal positif dalam dunia digital, dan tetap memberikan motivasi.

Akhir kata, belajar tak mengenal usia. Berbagi adalah jalan menuju keabadian ilmu dan kebaikan. Di langit masih ada langit, karena itu tetaplah merunduk di saat kita telah berisi. Mulailah gerakan perubahan dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari hati, tanpa menunggu instruksi, serta libatkan Allah dalam setiap urusan..

Materi yang sangat menyentuh. Semua yang dipaparkan narasumber benar-benar yang kurasakan dan alami hingga saat ini. Masih saja beralasan tidak sempat, masih ragu untuk memulai dan sederet alasan lain untuk menuju sebuah perubahan. Semoga dengan adanya materi ini, aku bisa lebih maju lagi dan tetap merasa tak puas dengan ilmu yang didapat sehingga akan terus belajar lagi. 


Pertemuan ke : 10

Tanggal : 22 November 2021
Tema : Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital
Narasumber : Rosminiyati
Moderator : Muliadi

Jumat, 19 November 2021

Cara Ampuh Memaksimalkan Potensi di Digital Word


"Jika kamu mengerjakan sesuatu hal yang paling mudah terlebih dahulu, maka kamu telah membuat kemajuan." - Mark Zuckerberg
Waktu yang selalu dinanti setiap Senin, Rabu, dan Jum'at, apalagi kalau bukan Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital. Pelatihan yang selalu menampilkan narasumber-narasumber hebat, dengan moderator yang tak kalah keren.

Kurang 5 menit dari waktu dimulai, aku sudah bergabung di zoom meeting. Senangnya begitu masuk langsung disapa moderator favoritku  yang ceria, Ms. Phia. Baru kali ini ikut zoom disapa moderatorm,  hehehehe .... Terima kasih Ms. Phia sudah memimpin jalannya pelatihan hari ini.

Bunda Helwiyah, S.Pd., M.M membagikan cara ampuh memaksimalkan potensi di digital world. Semua manusia tentu memiliki potensi, pun dengan saya meski masih belum percaya diri dengan potensi yang saya miliki. Dunia digital membuat saya perlahan mulai berani menampilkan potensi yang ada. Terlebih dengan sedang ramainya dibicarakan tentang literasi.

Bunda memulai materinya lewat PPT dengan menjelaskan apa itu literasi. Literasi menurut KBBI adalah kemampuan menulis dan membaca. Sementara literasi digital adalah pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital seperti alat komunikasi, jaringan internet, dan lain sebagainya.

Sejak pandemi melanda tanah air, dunia digital sudah tak lagi asing. Dunia digital sudah mewarnai kehidupan sehari-hari. Masih dalam PPTnya Bunda memberikan pengertian dunia digital, ketersediaan dan penggunaan alat digital untuk berkomunikasi di internet, perangkat digital, perangkat pintar, dan teknologi lain. Dunia digital juga merupakan wahana dimana pengunjung dapat bermain sambil belajar, yang menyajikan alat peraga interaktif mengenai teknologi berbasis digital.

Potensi di digital word. Potensi menurut KBBI adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan : kekuatan, kesanggupan, daya. Potensi yang dapat dikembangkan di dunia digital misalnya, jualan dari rumah. Sekarang ini jualan online semakin marak. Siapa saja bisa berjualan dengan memanfaatkan market place, media sosial, email, dan chat aplication.

Learn form home atau pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah. Kurang lebih dua tahun anak-anak dihadapkan pada model pembelajaran baru lantaran adanya pandemi covid 19. Belajar dari rumah tidak sekedar belajar secara klasikal menggunakan buku paket, tapi juga belajar menggunakan berbagai platform seperti google meet, zoom meet, google classroom, chisco webe, whats app, youtube. Bukan saja anak-anak yang belajar, orang tua pun mau tak mau, suka tak suka ikut belajar.

Untuk dapat memaksimalkan potensi di dunia digital ada beberapa syarat penggunaan digital, yaitu : 
  • membutuhkan device tambahan HP, laptop, tablet
  • membutuhkan kuota internet dan listrik
  • membutuhkan digital skill
  • membutuhkan pelengkap tools
Setelah mengetahui potensi dan syarat penggunaan digital, selanjutnya bagaimana cara memaksimalkan potensi di digital world:
  1. Mindset/ pola pikir : mulai dari hal kecil, tidak perlu bersaing, tidak perlu menyenangkan orang lain, niatkan untuk  sedekah ilmu, investasi ke diri sendiri
  2. Target market/ follower : tentukan target market berdasarkan jenis kelamin, problem, harapan, lokasi, usia
  3. Hargai karya orang lain dengan tidak menyontek tetapi membuat merek atau ciri khas sendiri.
  4. Hindari menyebarkan hoaks
  5. Posting konten : sehari sekali, membangun interaksi, menggunakan fitur live
  6. Terus update skill :  online advertising, desain, video maker, copy writer
  7. Konsisten 
Alhamdulillah, dapat ilmu untuk bisa memaksimalkan potensi diri. Benar yang dikatakan narasumber, agar kita mengubah pola pikir. Mulai saja tanpa banyak berpikir bagaimana nanti. Mulai dari hal kecil dan dari sekarang, jangan nanti-nanti. Yang pasti harus konsisten. Memang untuk bisa konsisten itu tak mudah,  tapi dengan niat yang kuat semoga aku bisa konsisten demi hasil yang maksimal. 

Pandemi ternyata tidak melulu bicara tentang musibah dan kerugian, tapi dibalik itu ada hikmah yang bisa dipetik. Dengan adanya pandemi, siapapun jadi manusia pembelajar. Terlebih jadi lebih banyak belajar dunia digital. 


Pertemuan ke : 9

Tanggal : 19 November 2021
Tema : Cara Ampuh Memaksimalkan Potensi di Digital World
Narasumber : Helwiyah, S.Pd. M.M
Moderator : Ms. Phia

Rabu, 17 November 2021

Inklusivitas di Dunia Digital


Bersamaan dengan berakhirnya pelaksanaan ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer) hari pertama di sekolahku, Suara pak Dail Ma'ruf lewat voicenote di WAG membuka pelatihan GMLD hari ke 8.

Dengan tubuh letih setelah dari pukul 07.00 hingga 16.00 mengawas ANBK, kukumpulkan sisa-sisa tenaga dan semangat demi tak mau ketinggalan materi GMLD hari ini. Inklusivitas di Dunia Digital, judul yang mengusik rasa keingintahuanku. 

Apa sih inklusivitas itu? Pak Muliadi sebagai narasumber memulai pemaparannya dengan asal kata inklusivitas, yaitu inklusi yang diambil dari kata "inclusion" yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Jadi inklusivitas merujuk pada sikap menerima atau mengajak kepada siapa saja tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial.

Sebagai sebuah sikap, inklusivitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap lingkungan yang dimaksud adalah masyarakat digital. Masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul  secara online berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi.

Ada beberapa alasan mengapa masyarakat digital harus inklusif yaitu :
  1. Internet bukan lagi barang baru di Indonesia. Oleh sebab itu internet seharusnya bisa dinikmati oleh siapapun dengan mudah.
  2. Dunia digital cenderung mempertajam perbedaan dan memperluas keragaman, baik dari aspek fisik maupun pandangan sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial.
  3. Keunikan yang hadir sebagai sebuah keniscayaan, perlu mendapat perlakuan yang proporsional sesuai kondisi keunikannya sehinga mereka dapat menikmati layanan dan kebvtuhan sebagaimana layaknya anggota masyarakat digital lainnya.
  4. Hak untuk memperoleh  akses  layanan dan kebutuhan di dunia digital untuk berbagai keperluan seharusnya mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
Masyarakat digital harus dapat mampu bersimpati dan berempati kepada berbagai keunikan akibat keterbatasan fisik atau mental yang diwujudkan dengan menyediakan instrument atau aplikasi yang ramah kepada penyandang disabilitas agar setiap orrang dengan segala keterbatasannya dapat menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengembangkan diri.

Setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan layanan internet untuk memperccepat pemeataan pembangunan dan peeningkan  sumber  daya manusianya.
Tiga hal penting dalam inklusivitas dunia digital : keunikan fisik dan kemampuan, perbedaan dan keragaman, dan keadilan akses digital. Jika kita yang normal bisa menikmati serunya era digital dengan smartphone, pun seharusnya yang dapat dirasakan oleh saudara kita yang disabilitas. 
Indahnya jika inklusivitas bisa dihadirkan  di lingkungan masing-masing. Oleh karena itu kita harus menyediakan kemudahan kepada penyandang disabilitas. Menyediakan peerangkat yang ramah eerhadap disabiliitas, sudah ada produk gadget yang memiliki fitur pembaca wajah, termasuk smartphone dengaan fitur yang sesuai dengan penyandang tuna  netra.

Materi yang luar biasa dari seorang pak Muliadi yang adalah guru matematika di SMK Negeri 1 Tolitoli, Sulawesi tengah. Semoga kita bisa menciptakan inklusivitas di lingkungan masing-masing demi tercapainya literasi digital di semua kalangan tak terkecuali untuk penyandang disabilitas.




Pertemuan ke : 8

Tanggal : 17 November 2021
Tema : Inklusivitas di Dunia Digital
Narasumber : Muliadi, S.Pd. M.Pd
Moderator : Dail Ma'ruf



Senin, 15 November 2021

Menyalurkan Hobi di Platform Digital


 "Nothing is imposible in this world what we look upon today, tomorrow maybe acomplished  fact." - R.A. Kartini -

http://www.ritapinang.my.id/2021/02/tuyul-dan-mbah-iwok.html

Kalimat di atas menjadi closing statement dari narasumber, ibu Rita Wati, S.Kom dalam pertemuan ke-7 Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital. Ya, waktu dua jam berlalu tak terasa. Menyimak materi dan diisi dengan tanya jawab dari para peserta.

Aku membaca kembali dari chat WAG dari awal. Bicara tentang hobi, setiap manusia tentu mempunyai hobi. Pun dengan narasumber yang memiliki hobi menulis. Dari hobinya tersebut beliau menghasilkan prestasi yang tak sedikit dan tentunya luar biasa. 

Hobi yang disalurkan melalui platform digital tentu akan sangat bermanfaat. Beliau memberikan contoh penyaluran hobi menulis beliau di tiga platform digital, yaitu di blog pribadi dan kompasiana. 

http://www.ritapinang.my.id/2021/02/tuyul-dan-mbah-iwok.html 

https://catatangurumilenial.wordpress.com/2021/09/09/cara-mengatasi-exambrow-tidak-kemakan-virus/ 

https://www.kompasiana.com/ritapinang/5ef07fca097f362b640b57e6/tips-menghilangkan-rasa-galau-tentang-pacaran

Untuk yang memiliki hobi musik, bernyanyi, beliau menyebutkan youtube sebagai salah satu platform yang dapat digunakan. Tak lupa beliau membagikan youtube miliknya. https://youtu.be/8BCltpp4cqU 

Kerennya lagi, channel youtube milik bu Rita banyak berisi tutorial tentang TIK. Ada 12 tutorial yang dapat kita saksikan dalam youtubenya. Berikut linknya, mana tau dari para pembaca ada yang membutuhkan, tinggal klik saja.

  1. Fungsi logika If dalam ms. Excel https://youtu.be/8BCltpp4cqU 
  2. Membuat sertifikat masal dengan mailmerge https://youtu.be/vvnA6s_QX4A 
  3. Cara menyambungkan WA dari jarak jauh https://youtu.be/W4ZUP42Pcoc 
  4. Fungsi absolut dalam Ms. Excel https://youtu.be/Q7cFp4iB-yQ
  5. Cara membuat blog https://youtu.be/2ZFZzT8iWV8
  6. Cara memasukkan gambar, link hidup, dan youtube dalam blog https://youtu.be/iGlVrcRUdn0
  7. Cara merubah template blog pribadi menjadi tampilan profesional https://youtu.be/XaqpkqtRtic
  8. Cara membuat page border, dropcap dan mengatur kertas di ms.word https://youtu.be/1aOmxKNugyI
  9. Cara membuat running teks di blog https://youtu.be/1IszU8Kh0fE
  10. Cara menggunakan wheel of names https://youtu.be/aEDCRbE3PJI
  11. Cara membuat daftar menu di blog https://youtu.be/AZ0nF17Jt34
  12. Mengetik cepat menggunakan suara https://youtu.be/TY-RV1M0sxI 
wow, luar biasaa .....!  Tidak sekedar menyalurkan hobi, tapi juga membagikan ilmu yang bermanfaat bagi  siapa saja  yang membutuhkan, sebagai ladang ilmu bagi kita.

Untuk yang hobi membuat kuotes, dapat memanfaatkan sosial media yang beragam saat ini. Bu Rita membagikan beberapa contoh kuote yang dibuatnya. 

Dengan menyalurkan hobi dengan tepat ke dalam media digital, hasilnya akan di luar dugaan, Sebagai contoh para youtuber dengan penghasilan yang fantastis. Konten materi pelajaran yang kita buat jika dibagikan, hasilnya akan diluar ekspetasi, misalnya menjadi mmoderator nasional, narasumber nasional. Selain itu ttulisan di dalam blog dan tutorial di youtube dapat dijadikaan buku.

Beberapa manfaat yang bisa kita peroleh dengan menyalurkan hobi di platforn digital :
  • dapat membangun personal brannding
  • bermanfaat untuk orang banyak
  • meninggalkan jejak digital  
  • mulai dikenal dan diundang dalam berbagai seminar/ workshop
  • mendapatkan income tambahan

Selain 5 manfaat di atas, bu Rita menambahkan bahwa dengan aktif menggunakan platform digital kita akan semakin  kreatif. Selalu ada ide baru untuk diituangkan. Hal tersebut tentu saja perlu dukungan komunitas. Contohnya dengan mengikuti komunitas GMLD, seperti saat ini.

Nah, jangan pakai menunggu lagi! Ayo, segera salurkan hobi kita di platform digital dan rasakan manfaatnya yang berlimpah. Terima kasih bu Rita yang telah berbagi, juga ibu Rosminiyati yang telah menjadi moderator pada pertemuan kali ini.




Pertemuan ke : 7

Tanggal : 15 November 2021
Tema : Menyalurkan Hobi di Platform Digital
Narasumber : Rita Wati, S.Kom
Moderator : Rosminiyati


Jumat, 12 November 2021

Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks

 


"Berpikir positif akan membuat hal lebih baik dibanding dengan berpikir negatif"'.

Tak terasa sudah hari Jum'at lagi, bersiap masuk kelas Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital pertemuan ke-6. Disela kesibukan menyiapkan soal penilaian akhir semester, ditambah admin suami tercinta menyiapkan dokumen menghadapi tutup buku, tidak boleh terlewatkan juga pertemuan hari ini.

Bersama Ms. Phia yang 'rame' kelas pun dihiasi kegiatan interaktif lewat zoom meeting. Beruntung hari ini jaringan sangat bersahabat. Orang Indonesia memang selalu dihiasi kata 'beruntung' seperti kata Ms. Phia. Sudah jatuh saja masih bilang beruntung, tidak parah.

Masih tentang hoaks, ada lagi nih saudaranya. Fake namanya. Apa lagi itu? Jangan-jangan, sebenarnya setiap hari sering kita hadapi namun belum paham yang sebenarnya. Parahnya lagi, kita malah ikutan menyebarkan hoaks atau fake news tersebut. 

Menurut materi yang disampaikan, ada perbedaan antara hoaks dan fake. Hoaks, bersumber dari wikipedia : tipuan kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada legenda dan desas-desus urban. Sementara fake news : berita palsu bertujuan sebagai click bait, bisa disengaja atau tidak untuk meyakinkan pembaca dengan sudut pandang tertentu.

Dalam menghadapi hoaks dan fake news yang marak beredar, Ms. Phia memberikan tips agar kita selalu berpikiran positif :

1. Hadapi dengan senyum 
    A University of Kansas study found that smiling—even fake smiling—reduces heart rate and blood  pressure during stressful situations. 
Satu hasil studi dari universitas Kansas, menunjukkan tersenyum memiliki manfaat nyata yang berkaitan dengan kesehatan. Hasil membuktikan, tersenyum membuat stres lebih singkat. Tak hanya itu, senyum juga mengurangi iintensitas respon stres tubuh. Terlepas dari apakah seseorang benar-benar merasa bahagia atau tidak.https://www.republika.co.id/berita/m82feh/ini-bukti-tersenyum-mampu-kurangi-intensitas-stres-tubuh 

2. Berlatih reframing
    Daripada stress dengan semua berita hoax yang ada, reframe pikiran kita dengan "Beruntung kita bukan pribadi yang mudah terpancing.

3. Bangun ketahanan diri
  • Menjaga hubungan baik dengan keluarga dan teman. 
  • Terimalah bahwa  perubahan adalah bagian dari kehidupan. 
  • Take action. 
  • Start never wait.
Dengan berpikir positif, kita akan :

  • Sehat jiwa raga. Berpikir positif menjauhkan kita dari penyakit jantung. Finding from Johns Hopkins expert Lisa R. Yanek, M.P.H.
  • Bahagia. Memberikan energi positif maka akan mendapatkan energi positif.
  • Terarah. Tidak mudah terpengaruh. 
Demikian pelajaran yang diberikan narasumber dalam bentuk pdf. Materi selengkapnya disampaikan lebih berupa interaktif, tanya jawab bersama para peserta yang begitu bersemangat. 

Mie rebus hangat yang baru saja dibawakan bujangku, memanggil untuk segera disantap. Segera kuselesaikan tugas membuat resume. Tak lupa kuingatkan bujangku untuk tidak sembarang menyebarkan sebuah berita yang belum tahu kebenarannya. Sebab anak muda seperti anakku, mudah sekali menyebarkan sesuatu, terlebih yang bersifat provokatif. 

Terima kasih Ms. Phia, selaku narasumber dan pak Deni selaku moderator hari ini, serta Omjay dan PGRI yang sudah mengadakan pelatihan ini. Tidak hanya bermanfaat buatku, tapi juga untuk anak-anakku. Semoga pun bermanfaat bagi orang banyak, lewat resume yang kubuat.

Pertemuan ke : 6

Tanggal : 12 November 2021
Tema : Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks
Narasumber : Ms. Phia
Moderator : Deni Darmawan  

Rabu, 10 November 2021

Strategi Menangkal Hoaks

 "Menyebarkan berita yang sebetulnya kita ketahui bohong adalah kejahatan kemanusiaan." - Handoko Gani -

Aku baru saja menutup WAG RT. Hmm ... paling malas kalau ada yang ngeshare berita yang gak jelas, apalagi sifatnya memprovokasi. Belum lagi tentang pengobatan yang jelas-jelas tidak masuk akal, dan bertentangan dengan ilmu kedokteran. Kaya'nya si ibu yang sering ngeshare berita hoaks, perlu diajak ikutan kelas Guru Motivator Literasi Digital. Apalagi tema hari ini pas banget.

Bicara mengenai hoaks, apa sih sebenarnya hoaks itu? Bagaimana pula cara mengetahui sebuah berita itu hoaks atau bukan. Semuanya akan dibahas di pertemuan kelima hari ini bersama nara sumber cantik, Ibu Heni Mulyati, M.Pd dan dimoderatori oleh bapak Muliadi.

Sebelum menyimak pemaparan narasumber,  berikut sedikit tentang beliau. Ibu Heni Mulyati, M.Pd lahir di Cilacap, 11 Januari 1982. Saat ini beliau sebagai koordinator Pengembangan Kurikulum Literasi Media, Mafindo bekerja sama dengan Internews, didukung USAID.

Mafindo adalah organisasi kerelawanan yang didukung tim profesional yang berdiri pada 19 November  2016. Merupakan salah satu dari enam organisasi periksa fakta di Indonesia yang menjadi IFCN Signatory, serta peserta aktif forum periksa fakta nasional dan Internasional.

Bu Heni memulai pelatihan dengan  membahas tentang perkembangan era digital dan banjir informasi. Beliau mengajak peserta bernostalgia ke era internet belum ditemukan. Media informasi sangat terbatas, seperti TV, radio, dan koran cetak. Komunikasi masih menggunakan telepon rumah atau telepon umum yang menggunakan koin atau wartel. Berkirim kabar pun melalui surat menyurat yang membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai.

Sekarang semua berubah. Saluran televisi sudah banyak dan semua ada di genggaman. Siapapun bisa menjaddi pembuat, penyebar, dan pengguna informasi. Bahkan sudah banyak orang yang menjadi milyader karena mempunyai channel youtube sendiri.

Perubahan teknologi berdampak pada masifnya informasi yang diterima baik informasi yang serius maupun yang tidak. Ada beberapa situasi yang perlu disadari terkait dengan  banjirnya informasi, yaitu : 

  1. Era post truth, menggambarkan situasi ketika hoaks memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dibandingkan fakta yang sebenarnya.
  2. Matinya kepakaran, adalah suatu frasa yang menggambarkan ketidak percayaan terhadap pendapat para pakar yang notabene memiliki pendidikan ataupun sertifikasi sesuai kapasitas ilmunya (Nichols, 2018).
  3. Filter bubble, mengacu pada data atau history pengguna, dan Echo  chamber, berdasarkan kesamaan informasi antar pengguna.
Hoaks berasal dari kata hocus yang artinya menipu atau mengelabui, digunakan sekitar akhir abad 17 di Inggris. Hocus pokus = celoteh tanpa arti untuk mengelabui, mirip dengan sim salabim di sulap. Hoaks adalah inforrmasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar.

Ada banyak alasan orang percaya hoaks, diantaranya :
  • Kemampuan literasi digital dan berpikir kritis yang belum merata.
  • Polarisasi masyarakat
  • Belum cakap memilah informasi dan minimnya kemampuan periksa fakta.
Ada orang yang percaya hoaks, adapula orang yang menyebarkan hoaks dengan alasan, salah satunya ekonomi. Orang membuat situs tertentu yang isinya provokatif. Ketika orang mengunjungi situs tersebut, maka akan menddapatkan keuntungan ekonomi. Pembuat dapat uang, kita dapat perpecahan, debat, dan sebagainya.

Ada 7 misinformasi dan disinformasi yang dapat disimak pada tautan berikut: https://www.youtube.com/watch?v=ojCpsFhmSS0 
Misinformasi adalah informasi salah, penyebarnya tidak tahu kalau itu salah, umumnya tidak disengaja. Sementara disinformasi ada unsur kesengajaan.

Berikut contoh hoaks yang mungkin pernah kita dapat. Ada yang namanya satire atau parodi, konten palsu, koneksi yang salah. 











Bagaimana cara mendeteksi suatu informasi hoaks atau bukan, dengan melihat ciri-cirinya, yaitu sumber informasi tidak jelas, biasanya membangkitkan emosi, alasan yang kelihatan ilmiah tapi salah, isinya sembunyikan fakta, dan minta diviralkan atau disebar.

Adapun dampak hoaks, antara lain : 
  • timbul perpecahan dan saling curiga
  • bingung membedakan informasi yang bisa dipercaya dan tidak
  • hilangnya nyawa karena informasi yang salah.
Bagaimana melakukan periksa fakta singkat :
  • Gunakan Google Reverse Image/ Google images untuk cek unggahan foto
  • Cek pada media yang kredibel (anggota dewan pers)
  • Cek pada situs pencari fakta, seperti https://turnbackhoax.id/ atau situs https://cekfakta.com/ 
  • Gabung di grup FB : Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH)
  • Instal aplikasi Hoax Buster Tools dari Mafindo
  • Cek pada Kalimasada (WA Mafindo) atau chatbot untuk fungsi sejenis
Jika menerima informasi melalui WA, berikut cara untuk cek hoaks atau bukan 

Di akhir pemaparanya, narasumber berpesan agar kita bersikap bijak dalam menggunakan media digital. Apa yang kita unggah, akan tinggalkan jejak. Oleh karena itu kita harus periksa faktanya dulu.

Waah ... senangnya dapat ilmu baru lagi. Jadi gak sabar nih mau berbagi dengan tetanggaku yang suka sekali menyebarkan hoaks di WAG. Bersyukur sekali bisa ikut pelatihan GMLD. Narasumbernya keren-keren, ilmunya luar biasa, gratis pula. Nyesel deh yang gak ikutan.


Pertemuan ke : 5
Tanggal : 10 November 2021
Tema : Strategi Menangkal Hoaks
Narasumber : Heni Mulyati, M.Pd
Moderator : Muliadi