Jumat, 12 November 2021

Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks

 


"Berpikir positif akan membuat hal lebih baik dibanding dengan berpikir negatif"'.

Tak terasa sudah hari Jum'at lagi, bersiap masuk kelas Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital pertemuan ke-6. Disela kesibukan menyiapkan soal penilaian akhir semester, ditambah admin suami tercinta menyiapkan dokumen menghadapi tutup buku, tidak boleh terlewatkan juga pertemuan hari ini.

Bersama Ms. Phia yang 'rame' kelas pun dihiasi kegiatan interaktif lewat zoom meeting. Beruntung hari ini jaringan sangat bersahabat. Orang Indonesia memang selalu dihiasi kata 'beruntung' seperti kata Ms. Phia. Sudah jatuh saja masih bilang beruntung, tidak parah.

Masih tentang hoaks, ada lagi nih saudaranya. Fake namanya. Apa lagi itu? Jangan-jangan, sebenarnya setiap hari sering kita hadapi namun belum paham yang sebenarnya. Parahnya lagi, kita malah ikutan menyebarkan hoaks atau fake news tersebut. 

Menurut materi yang disampaikan, ada perbedaan antara hoaks dan fake. Hoaks, bersumber dari wikipedia : tipuan kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada legenda dan desas-desus urban. Sementara fake news : berita palsu bertujuan sebagai click bait, bisa disengaja atau tidak untuk meyakinkan pembaca dengan sudut pandang tertentu.

Dalam menghadapi hoaks dan fake news yang marak beredar, Ms. Phia memberikan tips agar kita selalu berpikiran positif :

1. Hadapi dengan senyum 
    A University of Kansas study found that smiling—even fake smiling—reduces heart rate and blood  pressure during stressful situations. 
Satu hasil studi dari universitas Kansas, menunjukkan tersenyum memiliki manfaat nyata yang berkaitan dengan kesehatan. Hasil membuktikan, tersenyum membuat stres lebih singkat. Tak hanya itu, senyum juga mengurangi iintensitas respon stres tubuh. Terlepas dari apakah seseorang benar-benar merasa bahagia atau tidak.https://www.republika.co.id/berita/m82feh/ini-bukti-tersenyum-mampu-kurangi-intensitas-stres-tubuh 

2. Berlatih reframing
    Daripada stress dengan semua berita hoax yang ada, reframe pikiran kita dengan "Beruntung kita bukan pribadi yang mudah terpancing.

3. Bangun ketahanan diri
  • Menjaga hubungan baik dengan keluarga dan teman. 
  • Terimalah bahwa  perubahan adalah bagian dari kehidupan. 
  • Take action. 
  • Start never wait.
Dengan berpikir positif, kita akan :

  • Sehat jiwa raga. Berpikir positif menjauhkan kita dari penyakit jantung. Finding from Johns Hopkins expert Lisa R. Yanek, M.P.H.
  • Bahagia. Memberikan energi positif maka akan mendapatkan energi positif.
  • Terarah. Tidak mudah terpengaruh. 
Demikian pelajaran yang diberikan narasumber dalam bentuk pdf. Materi selengkapnya disampaikan lebih berupa interaktif, tanya jawab bersama para peserta yang begitu bersemangat. 

Mie rebus hangat yang baru saja dibawakan bujangku, memanggil untuk segera disantap. Segera kuselesaikan tugas membuat resume. Tak lupa kuingatkan bujangku untuk tidak sembarang menyebarkan sebuah berita yang belum tahu kebenarannya. Sebab anak muda seperti anakku, mudah sekali menyebarkan sesuatu, terlebih yang bersifat provokatif. 

Terima kasih Ms. Phia, selaku narasumber dan pak Deni selaku moderator hari ini, serta Omjay dan PGRI yang sudah mengadakan pelatihan ini. Tidak hanya bermanfaat buatku, tapi juga untuk anak-anakku. Semoga pun bermanfaat bagi orang banyak, lewat resume yang kubuat.

Pertemuan ke : 6

Tanggal : 12 November 2021
Tema : Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks
Narasumber : Ms. Phia
Moderator : Deni Darmawan  

9 komentar: