Senin, 31 Mei 2021

Komitmen Menulis di Blog


"Menulis adalah langkah melawan lupa" Kalimat yang seringkali kudengar. Ternyata memang benar. Melihat flyer pelatihan belajar menulis malam ini dengan narasumber Dedi Dwitagama, ingatanku kembali pada awal aku mengikuti pelatihan blog di SMK 27 Jakarta.

Aku lupa kapan mengikuti pelatihan itu. Segera aku membuka tulisan lamaku di wordpress. Ahaa ....!
ini dia tulisan pertama kali aku mengenal pak Dedi, ternyata di bulan Maret 2014. Sudah lama juga ya.

ini kedua kalinya mengikuti beliau dalam acara kopdar akbar guru blogger nasional. Dengan menulis aku bisa mengingat kembali apa saja yang pernah terjadi di dalam hidupku. Termaasuk awal aku mengenal blog. 

Om Jay mengantar pertemuan ke-20, malam ini. Dilanjutkan bu Kanjeng sebagai moderator. Bu Kanjeng  mempersilahkan peserta untuk mampir sejenak ke blog narasumber 

Berbeda dari biasanya, materi disampaikan langsung berupa menjawab pertanyaan dari para peserta. Sebelumnya pak Dedi berkisah awal mulai ngeblog di bulan September 2005. Taahun 2007 beliau beralih dari blogspot ke wordpress. Setelah berkisah sedikit, pembahasan pun dimulai.

Membahas pertanyaan pertama dari ibu Eka di Lampung.
1. Kiat sukses blogger. Bermacam-macam sesuai target pembuatnya. Secara umum blogger sangat bahagia jika tulisannya dibaaca orangg dan saat searching topik tertentu, blognya tercantuum paada halaman pertama pencarian. Ada  juga yang sukses karena menghasilkan uang banyak, menghasilkan buku banyak, diundang jadi  pembicara kemana-mana, daan sebagainya.
Intinnya  konsisten menulis membuat tulisan yang menarik minat pembacanya.

2. Tulisan yang bisa dimuat di blog, bisa berupa apa saja sesuai minat, keperluan, atau sesuai mood si penulis. Karena blog itu milik pribadi, jadi menulis apa saja suka-suka.

3. Gambar dan video sebaiknya perlu disertakan pada setiap postingan. Agar dapaat menarik perhatian pembaca dan mempermanis penampilan blog.

Pertanyaan kedua dari ibu Maesaroh di Lebak.
Statistik pengunjung bisa membuat percaya diri blogger meningkat. Benar sekali. Setiap kali membuka blog, yang  pertama kali kulihat adalah statistiknya. Apalagi kalau ada notif bahwa blog aku meledak, dalam arti pembaca hari itu jauh meningkat dari biasanya. Senang tak terkira tentu.

Komitmen yang dibuat harus bisa dipenuhi secara kontinyu. Misalnya komitmen menulis ssatu posting setiap bulaan. Usahakan setiap bulan, tulisan itu tayang. Jikaa sedang ada waktu luang, tulislah sebanyak mungkin untuk kemudian dijadwal kapan diterbitkan.

Pertanyaan ketiga dariku. 
Aku penasaran mengapa pak Dedi memilih menulis blog di wordpress tidak di blogspot. Sayangnyaa salah satu pertanyaanku itu terlewat. Hmm ... mungkin setiap blog memiliki kelebihan dan kekurangaan masing-masing, tergantung si penulis mau pakai yang mana.

Rasa penasaranku berikutnya terjawab. Di blogku khususnya bagian media, saat ini tertulis 99%  dari 3GB terpakai. Kupikir jika sudah sampai 100% aku tidak bisa lagi mengupload foto. Pak Dedi menyarankan untuk mengabaikan tulisan itu dan tetap saja mmelampirkan foto. Tetap menggunakan yang gratis. Jika memangg tak bisa, buat lagi blog lain dengan menambahkan angka 2 di belakang nama blog.

Pertanyaan keempat dari ibu Agustiany, di Jakarta
Awalnya pak Dedi hanya memiliki satu blog yang isinya tentang apa saja, semua jadi satu. Lalu beliau membuat lagi blog yang dibuat khusus. Misalnya blog khusus untuk pendidikan, terpisah dengan blog untuk hasil hunting foto sebagai fotografer.

Pertanyaan kelima dari bu Mulyoharti, Banyumas.
Dengan prinsip ingin hidup bermanfaat bagi sesama dan memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang baik, berkomitmen untuk menulis sebanyak mungkin. Menulis dimana saja dan kapan saja. 

Blog bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa di SMP dan SMA. Misalnya dengan memasang embed youtube materi pelajaran, kasih link google formulir, atau link daftar hadir di blog. Dengan demikian siswa dipaksa untuk mampir di blog tersebut.

Pertanyaan keenam dari ibu Iis di Lebak.
Tips menjaga komitmen dalam menulis:
  1. Jangan memikirkan mutu tulisan, tulis apa saja yang dimau
  2. Tak perlu diedit, langsung saja posting
  3. balas komentar yang bagus, yang jelek bisa diedit atau dibuang saja
Peserta malam ini sangat antusias. Sampaai-sampai ada dua belas pertanyaan. Pertanyaan yang bermacam itu pun dijawab pak Dedi dengan gayanya, dengan sapaan bahasa daerah. Sangat menyenangkan.

Blog bisa jadi warisan yang mengaplikasikan peribahasa :"Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading .... guru meningal,meninggalkan blog yang terus dibaca orang dan pahalanya terus mengalir mengantarkan pemiliknya ke surga. Setelah di dunia mengantarkan pemiliknya keliling Indonesia dan dunia. 

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama. Blog bisa menjadi media seseorang bermanfaat dan meninggalkan jejak kebaaikan selama di bumi. Demikian closing statement dari pak Dedi.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Pertemuan malam ini ditutup oleh ibu Kanjeng selaku moderator. Banyak ilmu yang didapat, semangat menulis di blog pun kembali membaraa mendengar materi hari ini.



Tanggal pertemuan :; 31 Mei 20021
Pertemuan ke : 20
Tema : Komitmen Menulis di Blog
Narasumber ; Dedi Dwitagama
Gelombang : 18



Jumat, 28 Mei 2021

Poin Buku Pada Kenaikan Pangkat PNS

 

Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga.  kreativitas ditimbang-timbang.  - Seno GumiraAjidarma -

Hai .. hai ... hai .... sobat guru dan kepala sekolah PNS di mana saja berada .... Ada info menarik nih, yang disampaikan oleh Dr. H. Imron Rosidi,  M.Pd dalam pelatihan belajar menulis KSGN-PGRI. Info tentang apa sih? Biar tak penasaran, yuk disimak ! 

Menulis buku untuk keperluan kenaikan pangkat guru dan kepala sekolah. Buku yang akan ditulis harus sesuai dengan aturan yang ada pada buku empat. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah tentang sistematika, jenis-jenis buku, dan tentang angka kredit yang bisa diperoleh.

Buku apa saja yang bisa ditulis untuk kenaikan pangkat, dan berapa angka kredit yang didapat? 

* Buku publikasi ilmiah : 

  • buku hasil penelitian yang telah diubah menjadi sebuah buku, diterbitkan ber-ISBN, dan diedarkan secara nasional atau ada pengakuan dari BNSP = AK 4

  • buku pelajaran : buku berisi pengetahuan untuk mata pelajaran tertentu dan diperuntukkan bagi peserta didik pada suatu jenjang pendidikan tertentu. BSNP = AK 6; ber-ISBN = AK 3; tidak ber-ISBN = AK 1
  • buku pengayaan : 
    1. modul, bertujuan agar siswa dapat belajar sendiri
    2. diktat, bertujuan mempermudah/ memperkaya materi pelajaran yang disampaikan oleh guru minimal dibuat per semester, di tingkat propinsi = AK 11,5; di tingkat kota/kab = AK 1; di tingkat sekolah = AK 0,5 
    3. buku pendidikan, bukku yang berissi pengetahuaan terkait dengaan bidang kependidikan, yang dicetak dan diterbitkan ber-ISBN = AK 3; belum ber-ISBN = AK 1,5
    4. karya terjemahan,  buku yang dihasilkan dari penerjemahan buku pelajaran dari bahasa asing atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya, yang akan digunakan untuk membantu proses pembelajaran. AK 1
  • buku pedoman guru : buku  tulisan  guru  yang berisi rencana kerja tahunan guru, disajikan dalam bentuk makalah, diketik dan dijilid, hanya boleh satu setiap pengajuan. AK 1,5.
* Karya inovatif : 
  • buku kumpulan puisi : minimal 20 puisi kategori sederhana atau lebih dari 40 puisi kategori kompleks
  • buku kumpulan cerpen : minimal 5 cerpen kategori sederhana atau lebih dari 10 cerpen kategori kompleks
  • buku novel : 1 buku novel kategori sederhana atau 2 novel kategori kompleks.

Untuk buku berupa novel, harus ditulis oleh satu orang karena minimal yyang bisa dinilai adalah 1 novel dengan kategori sederhana. Apabila sobat guru PNS ke golongan 4C, 4D dan 4E mengumpulkan 2 novel,maka masuk ke kategori kompleks, termasuk ke golongan 3

Akan tetapi, buku yang berbentuk novel, tidak bisa menggugurkan keharusan menulis buku ketiga ke golongan 4D.

Untuk golongan 4D minimal menerbitkan 1 buku misalnya buku pelajaran atau buku pendidikan, harus ber-ISBN. Selain itu juga harus mengikuti sidang di depan dewan juri, wajib mempresentasikan di depan dewan penilai, dan wajib mengikuti UKJ.

Nah, demikian info yang disampaikan Dr. H. Imron Rosidi, M.Pd, tim penilaian kenaikan pangkat propinsi Jawa Timur sebagai koordinator dan sebagai tim penilai angka kredit pusat untuk golongan 4C, 4D, dan 4E

Sebelum pertemuan ditutup oleh bapak Sucipto Adi selaku moderator, Pak Imron memberikan closing statement yang kuambil bagian intinya saja, yaitu : "Naiklah pangkat dengan jujur dengan  cara menulis dan meneliti!"

Materi yang luar biasa malam ini, menambah wawasanku. Meski bagiku jangankan naik pangkat, untuk diangkat menjadi PNS pun merupakan sesuatu yang tidak mungkin mengingat faktor usia. Namun semoga bermanfaat bagi sobat guru dan kepala sekolah PNS. 

Bersyukur sekali malam ini masih diberikan kesempatan menuntut ilmu dari orang-orang hebaat, dalam komunitas hebat pula. 



Tanggal pertemuan : 28 Mei 2021

Pertemuan ke : 19

Tema : Poin Buku Padaa Kenaikan Pangkat PNS

Narasumber : Dr. H. Imron Rosidi, M.Pd

Gelombang : 18




 


 



Rabu, 26 Mei 2021

Teknik Promosi Buku

"Kalau usiamu tak mampu menyamai usia dunia, maka menulislah. Menulis memperpanjang ada-mu di dunia dan amalmu di akhirat kelak."  - Helvy Tiana Rosa -

Enaknya belajar secara online, bisa di mana saja dan kapan saja. Seperti pertemuan kali ini, masih di atas kendaraan yang melaju menuju perjalanan pulang. Dengan baterai ponsel pun yang sudah sekarat, yang penting semangat tetap membara untuk bisa mengikuti pelatihan belajar menulis. 

Sedikit terkejut ketika moderator, Bu Aam memperkenalkan nara sumber yang adalah penulis buku best seller Man Jadda Wajada. Woe, kereen .... !! Ya, buku yang sangat terkenal, meski aku belum sempat membacanya, tapi aku tahu buku itu terkenal, apalagi ada filmnya.

Akbar Zainudin, MM.MJW, sang penulis yang menjadi narasumber pada pertemuan kali ini. Beliau lahir di Banyumas, 7 Februari 1973. Seorang trainer dan motivator nasional, pendiri PT EMJEWE Training & Coaching serta perusahaan penerbitan MJWBook. Hingga saat ini 13 buku sudah ditulisnya.

Tak sabar untuk mengetahui teknik promosi buku, berikut ilmu yang pak Akbar berikan. Sebelum membahas strategi pemasaran, sebaiknya menentukan target audiens terlebih dahulu. Karena strategi untuk setiap audiens itu berbeda.

Strategi pemasaran ada 4 yang biasa disebut sebagai 4P : 

1. Strategi Produk

Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit, siapa target pembaca dan apa kebutuhan mereka terhadap buku yang ditulis. Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nnanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens.

2. Strategi Harga

Menentukan haga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku ada dua strategi, yaitu harga buku secara umum dan harga premium atau lebih mahal dibanding buku biasa.

Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nnilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus seperti voucher seminar, workshop, dan lain-lain.

3. Strategi Distribusi

Distribusi secara umum dibagi menjadi dua : 

  • distribusi tradisional, melalui toko-toko buku baik jaringan nasional maupun toko buku lokal.
  • distribusi non tradisional, diantaranya melalui multi level marketing, penjualan langsung, marketplace/ e-commerce
4. Strategi Promosi
  • Launching buku, adalah program untuk meluncurkan buku baru. Tempatnya bisa di mana saja, yanng mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai juga bisa penerbit bisa penulis. Penulis perlu meyakinkan penerbit kalau buku itu akan laku, sehingga mereka perlu menyelenggarakan program launching buku.
  • Bedah buku, acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bisa secara online maupun offline. Secara offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga, misalnya lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, mesjid, dan sebagainya.
  • seminar atau workshop sesuai dengan tema buku kita. Sebagai awal, boleh diadakan secara gratis, karena  targetnya adalah memperkenalkan buku kita kepada peserta. Lakukan secara berkelanjutan, misalnya  sebulan sekali. Bisa secara online maupun offline.
  • Membangun komunitas, sesuaikan dengan tema buku kita. Misalnya buku tentang guru maka bangun komunitas  guru. Tentang menulis,, maka  bangun komunitas menulis. Komunitas membuat kita  lebih dekat dengan  pembaca sehingga memudahkan kita untuk  menawarkan mereka dalam memmbeli buku.
  • Membangun jaringan reselller atau orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan keuntungan dari penjualan tersebut. Kita bisa memberikan berupa komisi sekian persen dari harga buku.
  • Jualan di marketplace seperti lazada, tokopedia, shopee, bukalapak dan sebagainya. Membuka toko di  marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita. Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada.
  • Memanfaatkan media sosial untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers  dan subscriber  dengan memberikan informasi tentang buku kita. Setiap hari buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. Melalui sosial media ini, kita berusaha memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dengan membaca, akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.
Keterampilan yang akan membantu proses penjualan buku, yang harus dimiliki seorang penulis, menjadi catatan penutup dari narasumber. Keterampilan apa sajakah itu?
  1. Keterampilan berbicara yang baik di depan umum. Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di medsos, menjadi menarik bagi calon pembaca.
  2. Kemampuan membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan. Ini adalah salah satu keterampilan penting abad 21.
  3. Pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan sosmed dengan baik, sehingga hidup akan lebih mudah.
Ilmu yang luar biasa. Semoga aku bisa mengikuti jejak pak Akbar memiliki buku best seller yang laris manis di pasaran. Terimakasih untuk ilmunya kali ini. Sungguh sangat bermanfaat. Sebelum beranjak, jangan lupa saksikan video tentang 7 Cara Promosi Buku Biar Best Seller berikut ini! https://youtu.be/lZhAixv86wA

Closing statemen dari pak Akbar yang membakar semangat : "Mulai malam ini, rasanya sudah saatnya berhenti kita menganggap diri kita tidak mampu, tidak bisa. Kita bisa kalau kita yakin bahwa kita bisa. Kita mampu kalau kita yakin bahwa kita mampu. 

Berani saja mulai menulis. Keberanian memang tidak menjamin kesuksesan, tetapi percayalah hanya orang-orang berani yang akan sukses. 

Menulis itu tentang keterampilan. Semakin rajin dilatih, semakin hebat tulisan kita. Berhenti ikut banyak seminar dan pelatihan kalau tidak pernah latihan. Buat apa?

Buat target, bikin rencana, jalankan, dan evaluasi. Buat rencana baru lagi, targetkan, evaluasi lagi. Begitu seterusnya. Gagal? Coba lagi. Gagal lagi? Coba lagi, lagi dan lagi. Sampai kapan? Sampai berhasil." 



Tanggal pertemuan : 26 Mei 2021
Pertemuan ke : 18
Tema : Teknik Promosi Buku
Narasumber : Akbar Zainudin, MM.MJW
Gelombang : 18


Senin, 24 Mei 2021

Langkah Menyusun Buku


    "Membaca adalah pusat yang tidak bisa dihindari oleh seorang penulis". - Stephen King 

Dikeheningan hari menjelang subuh yang sejuk akibat hujan yang turun tadi malam, kumainkan jari jemariku di atas laptop.  Tugas resume harus kuselesaikan segera sebelum kusapa anak-anak didikku pukul tujuh nanti.

Pertemuan ke-17 tadi malam dibuka oleh suara  ibu Kanjeng yang khas. Dilanjutkan oleh ibu Rita sebagai moderator. Materi tidak langsung diberikan oleh narasumber yaitu Yulius Rama Patandean, S.Pd, karena beliau sedang dalam perjalanan menuju kampung halaman.

Pak Yulius adalah guru bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja. Guru muda yang berprestasi dan sudah tak diragukan lagi dalam dunia tulis menulis. Beberapa bukunya sudah terbit di penerbit mayor, penerbit Andi. Demikian yang disampaikan ibu Rita sedikit tentang narasumber. Profil lengkapnya dapat dilihat di 

https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html atau di channel youtube 

https://www.youtube.com/RomaPatandean/

Menulis naskah buku merupakan sebuah kenikmatan ketika  kita menulisnya tanpa beban. Demikian pun ketika kita mulai merapikannya. Beban bahwa naskah kurang berkualitas, masih  sedikit, bahasanya kurang keren, dan lain-lain dibuang jauh-jauh. 

  • Langkah pertama, yakinkan diri bahwa naskah kita adalah yang paling unik diantara semua buku yang pernah terbit. 
  • Langkah kedua, jika naskahnya memiliki TOC (Table of Contents), baca ulang urutan judul dan sub judulnya. Mungkin saja ada judul yang cocok di Bab lainnya. Termasuk potongan-potongan naskahnya, hindari ada pengulangan isi paragraf yang persis sama di Bab lainnya.
  • Langkah ketiga, Pastikan ukuran kertasnya A5 dengan jumlah halaman khusus isi buku  minimal 75 halaman.
  • Langkah keempat, disarankan menerbitkan buku solo, dengan demikian upayakan ada kata pengantar dari orang lain.
  • Langkah kelima, tambahkan prakata selaku penulis
  • Langkah keenam, jika memiliki gambar pendukung, cantumkan sumber gambarnya.
  • Langkah ketujuh, editing dan finalisasi. Pak Yulius memberikan beberapa video  terkait langkah ketujuh ini. 

  1. https://youtu.be/jXPr59aWJSc tentang cara membuat judul, Bab, dan sub judul pada buku secara otomatis. Wah, tambah ilmu lagi nih, jadi ingat waktu menyusun skripsi.

  2. https://youtu.be/mS8bfNZT-rAvideo tentang cara membuat indeks pada tulisan berbentuk buku

  3. https://youtu.be/eePQwyHAcjw, Cara membuat daftar isi, kutipan, Indeks dan daftar pustaka otomatis.  

  4. https://youtu.be/OSjo5i9TgQE, cara membuat nomor halaman berbeda pada tulisan. 

  • Langkah kedelapan, baca ulang naskah untuk memastikan urutan Bab, judul, dan subjudul sudah sesuai.
Closing statement pak Yulius : menyusun naskah buku  adalah momen menikmati tulisan kita. Jatuh bangunnya kita dalam menulis akan dinikmati ketika memasuki tahap menyusun naskah-naskah yang terserak.

Membiasakan diri membaca ulang dan menyunting naskah adalah tahap pembiasaan diri untuk menghasilkan karya buku yang elegan.

Seringkali ide yang terselip oleh tumpukan pikiran kita akan terungkit kembali dalam proses penyusunan naskah. Jadi nikmatilah tahap menyatukan naskah-naskah buku yang dimiliki.

Delapan langkah menyusun buku yang diberikan pak Yulius, sungguh menambah pengetahuanku. Tinggal bagaimana mempraktikkanya. Terima kasih pak Yulius untuk ilmunya kali ini. Semoga aku pun bisa mengikuti bapak, menerbitkan buku di penerbit mayor.



Tanggal pertemuan : 24 Mei 2021
Pertemuan ke : 17
Tema : Langkah Menyusun Buku
Narasumber : Yulius Roma Patandean, S.Pd
Gelombang :18




  

    

Jumat, 21 Mei 2021

Konsep Buku Nonfiksi


     "Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator"  - HOS Tjokroaminoto

    Setelah libur lebaran kurang lebih dua minggu, hari ini pelatihan belajar menulis gelombang 18 dimulai lagi. Rasanya waktu berjalan begitu cepat. Libur pelatihan, bukan berarti kegiatan pun libur, berbagi dengan tugas belajar di grup sebelah.

    Malam ini pun sedikit galau, karena tugas sebelah belum selesai dan batas waktu pengumpulan tinggal besok. Untuk meninggalkan pelatihan belajar menulis ini, sesuatu yang sangat disayangkan. Dengan membaca bismillah, semoga semua dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Aamiin.

    Ditemani setangkup roti bakar dan secangkir white coffee, aku mulai menyimak WAG yang diawali oleh ibu Kanjeng. Menyimak terlebih dahulu profil narasumber yang disajikan sang moderator, bu Aam.

    Bu Musiin atau bu Iin, sapaan akrab beliau, adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8. Bu Iin bersama delapan orang peserta lainnya berhasil menaklukkan tantangan menulis Prof. Eko. Wow ... kereenn ....!

    Betapa inginnya aku pun bisa menyelesaikan tantangan Prof. Eko kepada peserta gelombang 18. Sebuah kesempatan yang mungkin tak akan datang dua kali. Walaupun banyak hambatan yang menghadang, aku harus bisa mengatasinya.

    Seperti yang dikemukakan bu Iin, hambatan-hambatan itu bisa berupa waktu, kreativitas, teknis, tujuan, dan psikologis. Memang, waktu seringkali dijadikan alasan dalam menulis. Inilah yang kualami. Menjalani tugas sebagai seorang guru, ibu rumah tangga juga, dengan berbagai kegiatan, rasanya waktu berjalan sangat cepat dan tak mau menunggu. 

    Lalu bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut? Dengan banyak membaca; mencari inspirasi   di lingkungan sekitar, orang sekitar, atau terkait dengan narasumber; disiplin menulis setiap hari; melakukan mood booster sesuai hobi masing-masing.

    Nah, aku sudah tahu hambatan-hambatan dalam menulis dan cara mengatasinya. Sekarang aku harus fokus bagaimana bisa menulis. Ingat, kesempatan tak datang dua kali. Aku berusaha mngingat kembali alasanku menulis. Ya, betapa aku ingin memiliki buku di bawah bendera KSGN dan PGRI, terlebih bisa memiliki karya bersama orang-orang hebat seperti Om Jay dan prof. Eko.

    Kali ini fokus membahas buku nonfiksi. Berikut 3 pola penulisan buku nonfiksi yang disampaikan bu Iin : 

  1. Pola hierarkis (buku disusun berdasarkan tahapan  dari mudah ke suulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh : buku pelajaran.
  2. Pola prosedural (buku disusun berdasarkan  urutan  proses). Contoh : buku panduan.
  3. Pola klaster (buku disusun secara poin per poin  atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang  dalaam  hal  ini antarbab setara).
    Langkah-langkah menulis :
1. Pratulis, dalam tahap ini dibaagi lagi menjadi beberapa langkah, yaitu : menentukan tema, menemukan ide, merencanakan jenis tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, bertukar  pikiran,, menyusun daftar, meriset, membuat mind mapping, dan menyusun kerangka.
Untuk melanjutkan dari tema menjadi  sebuah ide yang  menarik, penulis bisa menndapatkan  dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, status media  sosial, imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan, dan membaca buku.

2. Menulis draf : menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan  prinsip bebas; tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.

3. Merevisi draf : merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian; memeriksa gambaran beaar dari naskah.

4. Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI) : ejaan; tata bahasa; diksi; data dan fakta; legalitas dan norma.

    Demikian ilmu yang dibagikan bu Iin kepada peserta belajar menulis gelombang 18 kali ini. Sebanyak 9 pertanyaan dari  peserta mengisi sesi tanya jawab. Semua pertanyaan dijawab dengan baik  oleh beliau.

    Closing statement dari bu Iin : "Musuh besar pperubahan adalah diri  sendiri." Ya, aku harus  bisa  mengalahkan musuh terbesar di dalam diri, kemalasan, tak bisa membaagi waktu, dan  bisikan-bisikan negatif yang berusaha mematahkan semangat. Aku harus bisa meninggalkan sesuatu bagi anak cucu, bukan harta berlimpah,  tapi  sebuah  tulisan. Ya,  sebuah tulisan yang bermanfaat tentunya.

    Alhammdulilllaah, dengan izin Allah, ditambah niat menuntut ilmu yanng besar, aku bisa mengikuti pelatihan belajar menulis pertemuaan k-16 dan menyelesaikan resume tepat waktu. Lanjut tugas di kelas sebelah, membuat video pembelajaaran. Semangaaattt ....! Tak ada yang tak bisa jika kita mau berusaaha.



Waktu kegiatan : 21 Mei 2021
Resume ke : 16
Tema : Konsep Buku Nonfiksi
Narasumber  : Musiin, M.Pd
Gelombang : 18


    

Jumat, 07 Mei 2021

Mengenal Proofreading


     Acara buka puasa bersama teman-teman, membuatku baru memiliki kesempatan membuat resume pertemuan ke-15 usai santap sahur. Aku harus memanjat jauh agar bisa mengulang materi yang tertumpuk chat di WAG. Itulah resiko kalau mengerjakan tidak langsung setelah pelatihan berakhir.

    Sebelum mempelajari kembali materi yang disampaikan bapak Susanto, S.Pd, mengenai Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan, mataku tertuju pada 38 flyer yang dibagikan beliau sebagai oleh-oleh.

    Supaya asik mempelajarinya nanti, aku menyempatkan untuk membuat 38 flyer tersebut ke dalam bentuk video singkat menggunakan aplikasi inshot. Jadi sekalian bisa kupakai untuk anak-anak didikku di kelas online. Terima kasih pak D, untuk oleh-olehnya. 


     Pak Susanto, S.Pd atau yang lebih akrab dipanggil Pak D merupakan alumni belajar menulis gelombang 15 dan guru di SDN Mardiharjo di Kab. Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Demikian sedikit profil narasumber yang diungkap ibu Rita Wati, sang moderator.

    Membaca dari judulnya, ada kata proofreading. Kata yang baru kali ini aku tahu. Apa sih artinya? Penasaran! Pak D menjelaskan setelah membaca artikel di beberapa website, beliau menemukan arti proofreading. Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan.

    Kegiatan itu sesungguhnya adalah kegiatan akhir setelah tulisan selesai. Hal itu sesuai dengan nasihat para pakar menulis, yakni : tulis saja jangan perdulikan teknis. Jangan mengedit ketika sedang menulis, biarkan ide mengalir. Setelah selesai menulis, barulah dilakukan editing.

    Proofreading sangat penting. Apa bedanya dengan mengedit? Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besa pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsisten.

    Pak D sedikit membagikan kisah ketika mengedit naskah antologi peserta belajar gelombang 18 ini, ada tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur bahasanya bagus, kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, beliau hanya melakukan proofreading pada tulisan tersebut. Misalnya kesalahan meletakkan tanda koma atau tanda baca lainnya. 

    Namun tulisan yang masih "kacau" dai segi stuktur, misalnya karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekali kalimat tunggal, biasanya akan dilakukan proses editing.

    Menurut penerbit deepublish, ada beberapa langkah dalam melakukan pengeditan proofreading

  1. Pengeditan konten
  2. Pengeditan baris
  3. Menyalin pengeditan
  4. Proofreading
    Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada kontern dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian adalah langkah pertama.
    
    Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin, ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa, dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks. adalah langkah kedua.

    Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan tpenulisv untuk memperbaikinya. Ini adalah langkah ketiga.
    
    Yang keempat adalah proofreading :
  1. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit.
  2. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI.
  3. Konsistensi nama dan ketentuan
  4. Perhatikan judul bab dan penomorannya.
    Berikut beberapa kesalahan kecil yang sering dijumpai dalam sebuha tulisan : 
  • Kesalahan penulisan kata atau typo
  • Pemberian spasi (jarak) kata, tanda baca
  • Penulisan di- sebagai awalan dan sebagai kata depan
    Banyak kata dalam kalimat yang disarankan (misalnya oleh YOAS SEO)adalah 20 kata. Alat untuk melakukan proofreading versi pak D adalah : PUEBI daring dan KBBI daring.

    Menutup materinya, dalam closing statement pak D mengajak untuk menggunakan kalimat pendek. Beberapa kalimat pendek jauh lebih mudah dibaca, membuat subjek tetap jelas sehingga memungkinkan pembaca tulisan menyerap informasi dengan jelas juga. 

    Sepertinya seru juga bisa melakukan proofreading sebelum menerbitkan tulisan. Sebab tidak jarang ketika menulis, terdapat kesalahan-kesalahan kecil seputar pengetikan. Mulai sekarang harus lebih teliti lagi, belajar menjadi proofreader bagi diri sendiri.

Beberapa buku karya teman yang pak D sebagai editornya

    Bolehlah saya menyematkan sedikit sekali kumpulan kata baku dan tidak baku, yang saya ambil dari akun badan bahasa di Instagram. Semoga bermanfaat!






Tanggal Pertemuan : 7 Mei 2021

Pertemuan ke : 15

Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber : Susanto, S.Pd

Gelombang ke : 18

Kamis, 06 Mei 2021

Just do it !

    


Mengerjakan segala sesuatu harus diniatkan dengan bulat dan keihklasan agar tidak menjadi beban dan selesai sesuai yang diharapkan. Ya, sejak kemarin banyak tugas yang memanggil untuk diselesaikan, apa daya tangan tak sampai. Aku pun berniat, pagi ini harus mengerjakan satu demi satu hingga selesai.

    Alhamdulillah tugas resume terselesaikan. Disela-sela rutinitas emak-emak di pagi hari. Membuka ponsel sebentar, WAG belajar menulis gelombang 18 ada berita baru, penulis-penulis hebat yang mendapat hadiah dari penerbit Andi. Wow, kereenn ...! Selamat buat teman-teman penulis hebat. Aku harus siap menyusul. Semangat buat diriku !

    Pertemuan ke-14 sungguh luar biasa membuat perasaanku bercampur aduk. Grup yang dibiarkan terbuka memungkinkan peserta berinteraksi langsung dengan narasumber Profesor Eko Indrajit. Ditambah lagi sang moderator Ibu Aam Nurhasanah yang membawa suasana pelatihan menjadi luar biasa serunya.

    Permulaan yang membangkitkan semangat dari Prof. Eko, yang berharap semua peserta akan menjadi penulis hebat berkat virus menulis yang ditularkan para narasumber hebat. Beliau melanjutkan bahwa pada dasarnya semua manusia dilahirkan dengan kemampuan menulis-sama seperti halnya kita diajarkan untuk bisa membaca. Tinggal masalah memupuk keinginan untuk mau menulis atau tidak.

    Seperti kebanyakan orang yang bingung mau menulis apa, aku pun sering mengalaminya. Hari ini Prof. Eko menambahkan pesan untuk menulis sesuatu hal yang kita sukai dan kuasai. Kalau kita menuliskan sesuatu yang kita sukai dan kuasai, maka semua akan mengalir dengan mudah.

    Ketika Prof. Eko melontarkan pertanyaan mengenai keinginan peserta bergabung di belajar gelombang 18 ini, aku menjawab ingin punya buku bersama orang-orang hebat seperti OmJay. Bukan tidak ingin punya buku dengan Prof. Eko, tapi aku tidak mau berkhayal, takut kecewa.

    Ternyata itu bukan hanya sekedar pertanyaan, karena ternyatanya lagi, Prof. Eko benar-benar mengajak peserta untuk menulis bersama beliau. Hah ... ! Antara heran, tak percaya, ragu, terlebih senang luar biasa mendengarnya. Semua perasaan bercampur aduk seiring irama detak jantung yang berdebar tak karuan. 

    Bagaimana tidak, rasanya untuk memikirkan menulis bersama Profesor tidak pernah terbersit dalam pikiranku. Aku seperti bayi yang baru lahir, belum bisa apa-apa dalam hal menulis, masih belajar, pun tertatih-tatih, hendak menulis bersama seorang ahli. Sungguh suatu kesempatan emas.

    Satu persatu peserta melanjutkan list yang disodorkan Prof. Eko, kemudian dilanjutkan oleh bu Aam yang mengkoordinir. Tak satu pun melewatkan kesempatan ini. Keinginan yang utama, niat yang kuat untuk bisa menulis hrus menyertai.

    Masih dengan perasaan bercampur aduk, lalu bagaimana cara mengikuti tawaran ini? Prof. Eko menjabarkan bagaimana caranya, seperti berikut :

  1. Subsribe EKOJI CHANNEL, dan browsing video-video yang ada di dalamnya. Pilih tema atau judul yang paling menarik.
  2. Setelah mendapatkan tema yang menarik, konsultasikan dengan bu Aam untuk memastikan belum ada guru-guru yang menuliskan buku dengan tema atau judul serupa di masa lalu
  3. Ketiga setelah memastikan tema tersebut, simak kembali videonya untuk mendapatkan butir-butir utama pembahasannya.
  4. Buatlah daftar isi, dimana di dalamnya terdiri dari 6 bagian. Masing-masing menceritakan mengenai : what, why, where, when, who, how.
    Nah, jika keempat langkah tersebut dapat dilakukan dalam waktu seminggu, maka ia adalah calon penulis potensial untuk menerbitkan buku di penerbit Andi.
    
    Wow, syarat yang susah-susah gampang, atau susah sekali ya? Langkah satu dan dua, bisalah segera dilaksanakan. Tiga dan empat? Perasaanku kembali bercampur aduk, berdebar tak karuan. Naluri emak-emak sedikit protes, dalam waktu seminggu? Secara, seminggu lagi lebaran, belum periapan lebaran, buat kue, masak, bersih-bersih? 
    
    Ah, lupakan sejenak rutinitas itu, ini kesempatan yang tak datang dua kali. Walaupun harus tertatih-tatih, aku harus bisa. Aku bisa..., aku pasti bisa ..., hatiku yang lain menghibur dengan sepenggal lagu anak-anak yang kulupa judulnya.

    Pada kesempatan ini, aku mencoba menggunakan https://trends.google.co.id/ belum untuk mencari judul, tetapi sekedar belajar bagaimana menggunakannya dan melihat hasilnya. Dari pencarian yang kulakukan, hasilnya menurut Prof Eko, trendnya naik turun, musiman, jadi harus mencari yang lain.

    Berikut contoh-contoh yang beliau berikan sebagai contoh tema yang sedang ngetren berdasarkan google trend.
Guru online


Kurikulum daring

Belajar sambil bermain
     Para peserta juga banyak yang bertanya mengenai google trend ini. Banyak yang sudah berhasil, tak sedikit pula yang masih harus berusaha.

     Diakhir pertemuan, prof. Eko memberikan statemen, "Nenek moyang mengatakan: Ala bisa karena biasa, tak kenal maka tak sayang. Kalau kita berfikir kita tidak bisa, maka kita tidak akan pernah bisa. Namun kalau kita berfikir, dengan kemauan dan kerja keras, kita pasti bisa - maka anda akan bisa." Just do it!

     Luar biasa hari ini. Semangatku yang sempat kendor, akibat lelah sejak pukul 08.00-12.30 menemani suami ke rumah sakit. Rasa kantuk, dan lemas yang kuabaikan, berbuah manis. Ilmu yang didapat mampu melewati semua rintangan.




Tanggal pertemuan : 6 Mei 2021
Pertemuan ke : 14
Tema : Program Menulis Buku Mayor
Narasumber : Prof. Eko Indrajit
Gelombang : 18




Senin, 03 Mei 2021

Menjawab Tantangan Pak Sudomo, S.Pt

 


1. Contoh tema yang bisa dikembangkan menjadi cerita fiksi :

    Menurut saya, apapun temanya  semua dapat dikembangkan menjadi cerita fiksi, asal dikemas dalam bentuk yang menarik. Belajar dari pak Sudomo, yang membuat resume menjadi cerpen.

Tema yang menarik dikembangkan menjadi cerita fiksi ala saya 

  • Indahnya Alam Indonesiaku
  • Keluarga dan problematikanya
  • Pembelajaran jarak jauh
  • Semangat guru di masa pandemi
  • Penyesalan seorang anak
  • Rencana Tuhan indah pada waktunya
2. Dari tema-tema di atas, yang saya anggap paling menarik yaitu : keluarga dan problematikanya

Tema : Keluarga dan Problematikanya
Judul : Ceraikan Saja Aku
Premis : Rina seorang ibu rumah tangga dengan tiga orang anak yang sudah beranjak dewasa. Cintanya                yang begitu besar kepada keluarga, dibalas penghianatan oleh suaminya sendiri. Niatnya         
              bercerai tak dikabulkan suaminya. Pertengkaran demi pertengkaran hebat menghiasi rumah  
              tangga mereka yang selama ini dikenal harmonis. Sampai akhirnya sebuah peristiwa terjadi.  
              Rina menyadari bahwa jalan hidup manusia sudah ditentukan oleh Sang Pencipta. Ada pelangi                selepas hujan. Ia pun menerima dan berdamai dengan si pelakor dan menganggap seperti        
              adiknya sendiri.
    

Kiat Menulis Cerita Fiksi


     Saatnya belajar, sudah pertemuan ketiga belas. Ibu Sri Sugiastuti sebagai moderator sudah membuka pelatihan. Hingga pukul 13.15 narasumber belum hadir. Sambil menunggu, aku membuka dan membacaa profil narasumber yang sudah dibagikan ibu moderator, yang akrab dipanggil ibu kanjeng.

    Bapak Sudomo,S.Pt lahir di Sukoharjo pada 27 Maret 1975. Berprofesi sebagai guru IPA SMPN 3 Lingsar, Lombok Barat. Banyak karya yang sudah beliau hasilkan, baik fiksi maupun nonfiksi. Prestasi di bidang kepenulisan telah banyak beliau raih. 

    Alhamdulillah, akhirnya Narasumber pun hadir. Tak sabar rasanya ingin mengetahui apa saja kiat menulis cerita fiksi. Sebuah pertanyaan sudah menari-nari di pikiranku untuk sesi tanya jawab nanti. Mendengar perkenalan beliau, bahwa beliau membuat resume dalam bentuk fiksi, membuatku semakin penasaran. Seperti apakah?

     Materi dimulai dengan sebuah pertanyaan mengapa belajar menulis cerita fiksi? Alasan mengapa kita harus belajar menulis fiksi, yaitu : salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah literasi teks  fiksi; sebagai cara menemukan pasion dalam bidang kepenulisan; sebagai upaya menyembunyikan dan menyembuhkan diri; sebagai jalan mengeksplorasi kemampuan menulis.

    Apa saja syarat bisa menulis cerita fiksi? Syarat untuk bisa menulis cerita fiksi adalah :

  • komitmen dan niat yang kuat
  • kemauan dan kemampuan melakukan riset
  • banyak membaca cerita fiksi
  • mempelajari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
  • memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi
  • menjaga konsistensi menulis
    Apa saja bentuk cerita fiksi? Berikut pak Sudomo sajikan beserta cirinya :
  • fiksimini  -  beberapa kata
  • flash fiction  -   jumlah kata khusus
  • pentigraf (cerpen tiga paragraf)  -   tiga paaragraf
  • cerpen (cerita pendek)  -   < 7.500 kata
  • novelet  -  7.500 - 17.500 kata
  • novela  -  17.500 - 40.000 kata
  • novel  -  > 40.000 kata
    Apa saja unsur-unsur pembangun cerita fiksi?
1. Tema : ide pokok cerita
  • Tips menentukan tema : dekat dengan penulis, menarik perhatian penulis, bahan mudah diperoleh, dan ruang lingkup terbatas.
  • Cara menentukan tema : menyesuaikan dengan minat, mengangkat kehidupan nyata, berimajinasi, membaca, dan mendengarkan curahan hati.
  • Contoh tema : Berkah Kejujuran; Pendidikan dan Kemiskinan;  Persahabatan Tiga Anak SD; Pengalaman siswa belajar di rumah; perjuangan guru selaama pembelajaran jaarak jauh
2 Premis : ringkasan cerita dalam satu kalimat
  • Unsur-unsur premis : karakter, tujuan, tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi
  • Cara membuat premis : tulis masing-masing unsur pembentuknya kemudian rangkai menjadi satu kalimat utuh.
  • Contoh : Seorang anak SD mengajak dua orang temannya melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA.
3. Alur/plot : struktur rangkaian kejadian dalam cerita
  • Macam-macam alur : alur maju; alur mundur; alur campuran; alur flashback, dan alur kronologis.
  • Unsur-unsur alur/plot : pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik memuncak/klimaks, penyelesaian/ ending.
  • Unsur-unsur alur/plot tersebut urutannya bisa diubah tergantung  pada jenis alur yang dipilih.
4. Penokohan : penjelasan selangkah demi selangkah penjelasan detail karakter dallam cerita.
  • Macam-macam tokoh : protagonis, antagonis, dan tritagonis.
  • Teknik penggambaran tokoh : analitik, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan tokoh, tata bahasa tokoh, dan penggambaran tokoh oleh tokoh lain. 
5. Latar/setting : penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa.peristiwa dalam cerita.
  • Jenis-jenis latar : latar waktu, tempat, latar suasana, sosial, material, dan latar integral
6. Sudut pandang : cara penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita.
  • Macam-macam sudut pandang : orang pertama tunggal, orang pertama jamak, orang keedua, orang ketiga tunggal, orang ketigaa jamak, dan campuran.
    Bagaimana kiat menulis cerita fiksi? Nah, ini dia yang ditunggu-tunggu. 
  • Niat ; motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan.
  • Baca : upaya menemukan bahan belajar/ referensi berupa ide, pemilihan kata, serta gaya dan teknik penulisan
  • Ide dan genre : segera catat saat ide mendadak muncul; menemukan ide dengan cara mengembangkan imajinasi; pemilihan genre disesuaikan dengan yang disukai dan dikuasai.
  • Outline : kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
  • Menulis : membuka  cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik)
  • Swasunting : dilakukan setelah menulis. Melakukan edit sendiri, fokus pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita
    Wah, materi yang luar biasa. Jadi banyak menambah ilmu. Beberapa yang sama sekali baru buatku, kudapat hari ini. Bentuk cerita fiksi yang baru kutahu sekarang yaitu flash fiction dan pentigram. Sepertinya harus banyak-banyak googling buat cari tahu lebih banyak tentang contohnya.

    Diakhir pemaparannya, pak Sudomo memberikaan satu tantangan kepada peserta pelatihan  menulis untuk membuat 5 tema, dan memilih salah satu paling disuka untuk dibuatkan premisnya. Tantangan yang bagus. Mendengar kata tantangan, aku langsung ciut. Aku suka tantangan, tapi tidak untuk berkompetisi. Biarlah tidak mendapat hadiah tak apa, yang penting aku sudah berusaha membuatnya. Hadiah yang paling penting buatku adalah hasil koreksiannya, apakah premis buatanku sudah benar atau belum, dimana letak kekurangannya, itu saja.

    Sambil menyelesaikan resume,berpikir tema apa yang akan kutulis menjawab tantangan pak Sudomo. Sekarang bersiap untuk tugas negara, menyiapkan berbuka puasa. Siapa tahu pada saat ngabuburit nanti aada sesuatu yang menarik untuk bahan cerita, hehehe ... Semangaaatttt ...!!!




Tanggal pertemuan : 3 Mei 2021
Tema : Kiat Menulis Cerita Fiksi
Narasumber : Sudomo, S.Pt
Resume ke ; 13
Gelombang : 18

Minggu, 02 Mei 2021

Dapurnya Nitnot

   

Bunga telur dadar + sosis

   Urusan masak di rumah, bukan hobiku. Tapi sejak menyandang status istri, mau gak mau, harus belajar masak, walaupun sampai saat ini rasanya masih  standar. Padahal sudah berumah tangga selama 23 tahun. Kalau kuliah, sudah dapat gelar apa ya? Mungkin sudah bawaan alam, bidangnya bukan di dunia masak memasak, hehehe ...
Bunga sostel

    Walaupun tak pandai memasak, untuk mengusir  rasa malas, inilah salah satu yang aku suka dari memasak. Menghias masakan yang sudah jadi. Kalau chef ahli namanya plating kali ya. Entahlah, judulnya masakan yang sudah jadi, aku hias atau aku bentuk sedemikian rupa. 

Putri perkedel sawi


     Si Putri ini hadir sejak suami pulang dari rumah sakit. Makanannya harus dijaga, jadi sayurannya hanya rebus-rebusan. Pas menunya sawi ijo, lucu juga ya kalau dijadikan gaun 😁. 

     Sebenarnnya cara ini, lebih tepat untuk membuat anak-anak yang mengalami masalah susah makan. Tapi, anak-anakku sudah bujang. Pada dasarnya mereka pun suka makan. Melihat mamanya yang iseng, si sulung cuma komentar, "Mama ada-ada aja."

Pecel ala-ala 😝

    Sebagian yang sempat difoto, masakan boleh, kue bisa, cemilan, minuman ada juga. Yuk, intip-intip, dapurnya Nitnot!

Nasi kebuli instan

Mangga si jabrik

     Buah-buahan pun tak luput dari isengnya tanganku 😁. Tak lupa itu si Jabrik dua ikutan meramaikan.
Nasi hijau unyu-unyu

Si belo 

Coklat warna warni
     Suasana menjelang lebaran seperti sekarang ini, pasti banyak emak-emak yang sibuk menyiapkan kue khas lebaran. Aku juga gak mau ketinggalan, walaupun hanya bagian membentuk.
Nastar landak n si ijo 
     Nastar khas di keluargaku biasanya berbentuk daun, biar gak bosan, divariasi dengan si landak yang imut. Kalau si ijo itu, keluarga baru hasil ngintip di youtube. 
Es buah damai 
     Masih edisi lebaran, minuman segar aneka buah menyatu di dalam gelas dengan damai 😊
Telur cinta
     Entah sejak kapan suka iseng dengan makanan, yang pasti, aku jadi suka berburu cetakan-cetakan lucu. Tapi kenapa kebanyakan cetakan itu produk luar negeri ya? Kebanyakan dari Cina dan Jepang. Entahlah ... 
      
     Nah, itu tadi yang ada di dapurnya Nitnot. Bukan tentang aneka resep masakan ya. Makanannya sih, ya biasa aja, makanan rumahan. Tapi keisengannya, yang bikin anak-anak bujangku geleng-geleng kepala. 

Beberapa yang sempat kubuat video, jangan lupa ditonton ya !