Jumat, 21 Mei 2021

Konsep Buku Nonfiksi


     "Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator"  - HOS Tjokroaminoto

    Setelah libur lebaran kurang lebih dua minggu, hari ini pelatihan belajar menulis gelombang 18 dimulai lagi. Rasanya waktu berjalan begitu cepat. Libur pelatihan, bukan berarti kegiatan pun libur, berbagi dengan tugas belajar di grup sebelah.

    Malam ini pun sedikit galau, karena tugas sebelah belum selesai dan batas waktu pengumpulan tinggal besok. Untuk meninggalkan pelatihan belajar menulis ini, sesuatu yang sangat disayangkan. Dengan membaca bismillah, semoga semua dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Aamiin.

    Ditemani setangkup roti bakar dan secangkir white coffee, aku mulai menyimak WAG yang diawali oleh ibu Kanjeng. Menyimak terlebih dahulu profil narasumber yang disajikan sang moderator, bu Aam.

    Bu Musiin atau bu Iin, sapaan akrab beliau, adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8. Bu Iin bersama delapan orang peserta lainnya berhasil menaklukkan tantangan menulis Prof. Eko. Wow ... kereenn ....!

    Betapa inginnya aku pun bisa menyelesaikan tantangan Prof. Eko kepada peserta gelombang 18. Sebuah kesempatan yang mungkin tak akan datang dua kali. Walaupun banyak hambatan yang menghadang, aku harus bisa mengatasinya.

    Seperti yang dikemukakan bu Iin, hambatan-hambatan itu bisa berupa waktu, kreativitas, teknis, tujuan, dan psikologis. Memang, waktu seringkali dijadikan alasan dalam menulis. Inilah yang kualami. Menjalani tugas sebagai seorang guru, ibu rumah tangga juga, dengan berbagai kegiatan, rasanya waktu berjalan sangat cepat dan tak mau menunggu. 

    Lalu bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut? Dengan banyak membaca; mencari inspirasi   di lingkungan sekitar, orang sekitar, atau terkait dengan narasumber; disiplin menulis setiap hari; melakukan mood booster sesuai hobi masing-masing.

    Nah, aku sudah tahu hambatan-hambatan dalam menulis dan cara mengatasinya. Sekarang aku harus fokus bagaimana bisa menulis. Ingat, kesempatan tak datang dua kali. Aku berusaha mngingat kembali alasanku menulis. Ya, betapa aku ingin memiliki buku di bawah bendera KSGN dan PGRI, terlebih bisa memiliki karya bersama orang-orang hebat seperti Om Jay dan prof. Eko.

    Kali ini fokus membahas buku nonfiksi. Berikut 3 pola penulisan buku nonfiksi yang disampaikan bu Iin : 

  1. Pola hierarkis (buku disusun berdasarkan tahapan  dari mudah ke suulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh : buku pelajaran.
  2. Pola prosedural (buku disusun berdasarkan  urutan  proses). Contoh : buku panduan.
  3. Pola klaster (buku disusun secara poin per poin  atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang  dalaam  hal  ini antarbab setara).
    Langkah-langkah menulis :
1. Pratulis, dalam tahap ini dibaagi lagi menjadi beberapa langkah, yaitu : menentukan tema, menemukan ide, merencanakan jenis tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, bertukar  pikiran,, menyusun daftar, meriset, membuat mind mapping, dan menyusun kerangka.
Untuk melanjutkan dari tema menjadi  sebuah ide yang  menarik, penulis bisa menndapatkan  dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, status media  sosial, imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan, dan membaca buku.

2. Menulis draf : menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan  prinsip bebas; tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.

3. Merevisi draf : merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian; memeriksa gambaran beaar dari naskah.

4. Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI) : ejaan; tata bahasa; diksi; data dan fakta; legalitas dan norma.

    Demikian ilmu yang dibagikan bu Iin kepada peserta belajar menulis gelombang 18 kali ini. Sebanyak 9 pertanyaan dari  peserta mengisi sesi tanya jawab. Semua pertanyaan dijawab dengan baik  oleh beliau.

    Closing statement dari bu Iin : "Musuh besar pperubahan adalah diri  sendiri." Ya, aku harus  bisa  mengalahkan musuh terbesar di dalam diri, kemalasan, tak bisa membaagi waktu, dan  bisikan-bisikan negatif yang berusaha mematahkan semangat. Aku harus bisa meninggalkan sesuatu bagi anak cucu, bukan harta berlimpah,  tapi  sebuah  tulisan. Ya,  sebuah tulisan yang bermanfaat tentunya.

    Alhammdulilllaah, dengan izin Allah, ditambah niat menuntut ilmu yanng besar, aku bisa mengikuti pelatihan belajar menulis pertemuaan k-16 dan menyelesaikan resume tepat waktu. Lanjut tugas di kelas sebelah, membuat video pembelajaaran. Semangaaattt ....! Tak ada yang tak bisa jika kita mau berusaaha.



Waktu kegiatan : 21 Mei 2021
Resume ke : 16
Tema : Konsep Buku Nonfiksi
Narasumber  : Musiin, M.Pd
Gelombang : 18


    

14 komentar:

  1. Suka kalimat pembukanya. "Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator" - HOS Tjokroaminoto. Resume yang sangat baik. Semangat terus yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih ibu πŸ™, sudah mampir, booster yg luar biasa buat saya.

      Hapus
  2. Terima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Om Jay
      Sehat sehat ya Om, biar bisa berbagi terus πŸ€—

      Hapus
  3. Luar biasa mantapnyaπŸ‘πŸ‘ "tak ada yg tidak bisa jika kita mau berusaha"😎🌹

    BalasHapus
  4. Tulisannya kereen!!! Yuk, kita sama-sama menaklukkan musuh terbesar yang ada dalam diri masing-masing.

    BalasHapus
  5. Mantap resumenya bu Anita❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trims bu, sudah sehatkah? Semangat ya bu ... πŸ₯°

      Hapus
  6. W O W: wow
    Super sekali resumenya bu

    BalasHapus
  7. Selalu suka dengan tulisan ibu yang senantiasa menyentuh di kalbu

    BalasHapus