Rabu, 28 April 2021

Penerbit Mayor


     Corona ... oh, corona .... sampai kapan kau akan pergi dari muka bumi ini? Setahun sudah, kau hadir dengan beragam cerita, yang memilukan tentu saja. Tidak hanya kesedihan keluarga yaang menjadi korban meninggal dunia akibat penyakit yang kau timbulkan, tapi semua segi kehidupan ikut terkena imbasnya.

    Banyak cerita mengenai masa pandemi, yang tak akan pernah habis diceritakan. Biasanya seputar sekolah, atau seputar pekerjaan dari lingkungan sekitar. Tapi siang ini, cerita yang kudengar adalah tentang dunia penerbit. Tidak hanya sekedar cerita,, tetapi juga berbagi wawasan oleh bapak Edi S. Mulyanta yang sudah nyaris 20 tahun menangani penerbitan di penerbit Andi.

    Beliau bercerita bahwa hampir 1 tahun ini, ada pengalaman yang tidak dijumpai di tahun-tahun sebelumnya. Adanya pandemi yang luar biasa mengubah perputaran bisnis di semua bidang termasuk penerbit buku.

    Baru pada bulan Maret 2021.kegiatan penerbitan dapat dikatakan kembali berjalan normal. Akan tetapi tantangan yang telah ditimbulkan akibat pandemi  tidak  mudah dilalui dan selesaikan dalam waktu dekat.

    Dunia penerbitan, baik penerbit mayor atau penerbit minor, adalah dunia bisnis semata, dimana mencari keuntungan adalah nomor satu. Outlet utama adalah pasar toko buku, di samping tentunya pasar di luar toko buku juga tidak dapat dikesampingkan. Toko buku inilah yang menjadi soko guru dari bisnis ini sehingga ketergantungan sudah menjadi suatu ekossistem yang khas dalam dunia penerbitan.

    Tugas penerbit adalah mendapatkan naskah yang tentunya dapat diproses menjadi buku untuk menghasilkan keuntungan, sehingga bisnis penerbitan tersebut dapat berkembang dan meningkatkan literasi bagi masyarakat secara umum. 

    Tugas penulis adalah menghasilkan naskah buku yang memenuhi kriteria bagi penerbit. Penerbit akan mengolah naskah buku tersebut menjadi komoditas berupa buku cetakan maupun buku elektronik  menyesuaikan perkembangan jaman.

     Mengenai penerbitan, yang menarik di sini adalah tentang ISBN. Yang saya tahu, sebuah buku diakui jika memiliki ISBN. Terlebih lagi penerbitnya sudah tergabung dalam IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) seperti penerbit ANDI.  

    Apa sih manfaat ISBN? Pak Edi juga, memberikan informasinya. Manfaat ISBN yaitu sebagai identitas sebuah buku, sarana promosi,  alat untuk memperlancar arus distribusi, sarana temu kembali  informasi, meningkatkan  point angka kredit untuk kenaikan pangkat/golongan dosen, sekaligus menjadi salah satu alat ukur untuk penilaian akreditasi universitas.



    Setiap penerbit diperbolehkan mengajukan nomor ISBN ke perpustakaan nasional. Di dalam perkembangannya, perpustakaan nasional memberikan penanda tertentu dalam ISBN Untuk menunjukkan skala produksi penerbitannya.

    Penerbit Andi sedang mencoba memperbaiki proses distribusi materi dan literasi yang terhambat di era pandemi. Karena toko buku, sekolah, daan kampus saat ini belum dapat menjadi saluran yang dapat diandalkan dalam bisnis buku saat ini.

    Saluran-saluran digital dapaat menjadi alternatif untuk tetap berkembanng mendistribusikan ilmu pengetahuan. Penerbit Andi mencobaa mengembaangkkan channel TV Andi di youtube, dan mengembangkan production house Andi Academy, untuk tetap mmengobarkan semangat mencerdaskan kehidupaan bangsa melalui penerbitan buku.

    Ya, menghadapi masa pandemi bukan sesuatu yang mudah. Tapi bukan berarti kita haarus menyerah, dibutuhkan strategi lain untuk mengatasinya. Pendistibusian buku yang dulu hanya meengandalkan toko buku, kini harus mencari cara memasarkan lewat online. Buku-buku saat ini sudah banyak yang dalam bentuk e-book.

    Sebagai penulis dan calon penulis, diharrapkan untuk tetap semangat, membuat naskah, menjadikannya buku melalui penerbit-penerbit, sesuai pertimbangan masing-masing. Dengan demikian kegiatan literasi di negara kita dapat terus ditingkatkan.

    Ilmu yang sangat luar biasa, kali ini dari pak Edi. Pandemi bukan jadi alasan untuk tidak berkarya. Dibalik corona yang melanda, pasti ada sesuatu yang baru, yang luar biasa baiknya. Syukuri semua yang terjadi, karena semua sudah ada yang mengatur, akan ada pelaangi setelah hujan.



Tanggal pertemuan ; 28 April 2021
Resume ke : 11
Tema : Penerbit Mayor
Narasumber : Edi S. Mulyanta
Gelombang : 18
  

19 komentar:

  1. Kereen tulisan nya bun, menghubungkan realitas dengan materi luarbiasaπŸ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ibu, selalu mau mampir πŸ€—

      Hapus
  2. Semangat Bund, sukses selalu πŸ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bu, sudah mampir. Semangat maju bersama ... πŸ€—πŸ”₯πŸ”₯

      Hapus
  3. Suka bacax bu, menggabungkan realita dengan materi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe ... masih bingung bu, maklumlah 😊
      Terima kasih sudah mampir πŸ™

      Hapus
  4. keren bu nita ulasany sesuai realita sekarang ini...πŸ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih bu, masih banyak kurangnya ya 😊

      Hapus
  5. Sama-sama bu ... sukses bersama ya

    BalasHapus
  6. Suka... 😍😍 corona emang bikin pusingπŸ’†‍♀️πŸ’†‍♀️ semoga lekas lenyap terhempas angin... tp semoga semangat menulis kita tdk surutπŸ’ͺπŸ’ͺ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ... semangat teruss ... πŸ”₯πŸ”₯

      Hapus
  7. setuju ibu semoga dibalik wabah ada hikmah yang terbaik. aku padamu.....

    BalasHapus
  8. Senangnya baca resumenya bu. Mantap betul.

    BalasHapus
  9. Bagus sekali bu resume nya.. sukses selalu nggih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap, pak ! Hehehe ... jadi malu dibaca narasumbernya 😊.
      Terima kasih ilmunya, pak πŸ™

      Hapus